JAKARTA - Sekitar 25.000 pecahan artefak yang berasal dari era kekhalifahan Islam telah ditemukan di Jeddah, Arab Saudi, bagian dari program pengungkapan sejarah negara itu.
Program Distrik Bersejarah Jeddah, bersama dengan Komisi Warisan Arab Saudi, mengumumkan penemuan tersebut berasal dari dua abad pertama kalender Hijriah Islam, dari abad ketujuh hingga kedelapan, menurut laporan Saudi Press Agency, seperti dikutip dari The National News 10 Februari.
Pengumuman penemuan arkeologi ini merupakan bagian dari upaya Program Kebangkitan Jeddah Bersejarah yang dimulai oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Proyek ini dimulai pada Bulan Januari 2020 dengan studi eksplorasi dan survei geofisika yang bertujuan untuk mengungkap signifikansi sejarah dari empat lokasi penting: Masjid Utsman bin Affan, Al Shona, bagian dari Tembok Utara dan Al Kidwah.
Investigasi arkeologi di Masjid Utsman bin Affan mengungkapkan artefak yang berasal dari dua abad pertama (abad ke-7 hingga ke-8) dan mencakup periode yang berbeda.
Pilar kayu hitam yang ditemukan di dekat mihrab berasal dari Ceylon (sekarang Sri Lanka), yang menunjukkan hubungan perdagangan yang luas di kota tersebut.
Sementara itu, survei dan penggalian arkeologi menghasilkan temuan yang signifikan, antara lain 11.405 pecahan tembikar seberat 293kg, 11.360 tulang hewan seberat 107kg, 1.730 cangkang seberat 32kg, 685 bahan bangunan seberat 87kg, 187 artefak kaca seberat 5kg, dan 71 artefak logam seberat 7kg.
Penggalian di situs yang sama juga menemukan koleksi bejana dan pecahan keramik, termasuk porselen berkualitas tinggi.
Beberapa karya dibuat di Provinsi Jiangxi, Tiongkok dan berasal dari abad ke-16 hingga ke-19. Sedangkan pecahan tembikar yang lebih tua berasal dari era Abbasiyah.
Sedangkan situs arkeologi di Al Shona, setidaknya berasal dari abad ke-19, telah menemukan banyak pecahan tembikar, termasuk porselen dan keramik dari Eropa, Jepang dan Tiongkok, yang berasal dari abad ke-19 hingga ke-20.
Berikutnya, penggalian di Al Kidwah (gerbang Bab Makkah – Makkah) mengungkap bagian Parit Timur, yang kemungkinan besar berasal dari akhir abad ke-18.
Batu nisan yang terbuat dari batu Mangabi, marmer, dan granit ditemukan di berbagai lokasi berbeda di Jeddah yang bersejarah.
BACA JUGA:
Batu nisan ini berisi prasasti nama, tulisan di batu nisan dan ayat-ayat Alquran, yang kemungkinan berasal dari abad kedua dan ketiga.
Diketahui, studi arkeologi di empat situs bersejarah tersebut meliputi penggalian, analisis radiokarbon, analisis tanah, survei geofisika, dan pemeriksaan ilmiah terhadap artefak.
Sampel kayu dari 52 bangunan dikirim ke laboratorium internasional untuk identifikasi dan penanggalan.