Bagikan:

JAKARTA - Direktur eksekutif Survey and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyampaikan berdasarkan data survei yang dilakukan lembaganya, ditemukan bahwa dua partai non Senayan akhirnya bisa berpeluang tembus masuk ke Senayan dalam Pemilu 2024.

Kedua partai tersebut adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora).

"Elektabilitas PSI dan Gelora telah memenuhi ambang batas parlemen dan akan lolos ke parlemen pusat," kata Igor dalam rilis survei, Jumat, 9 Februari.

Hasil survei menunjukkanPSI mendapatkan 4,2 persen suara pemilih, sementara Partai Gelora 4,1 persen. Angka ini merupakan peningkatan dari data survei sebelumnya, yakni periode 28 – 31 Januari 2024. Di mana saat itu, PSI berada 4 persen sementara Gelora masih di 3,6 persen.

Ketum Gelora Anis Matta/DOK IST

Dengan masuknya PSI dan Gelora dalam persentase parliamentary threshold 4 persen, maka prediksi Igor, akan ada 10 partai yang lolos masuk ke Senayan dalam Pemilu 2024, yakni:

1. Partai Gerindra: 22 persen

2. PDI Perjuangan: 19,2 persen

3. Partai Golkar: 10,2 persen

4. PKB: 8 persen

5. Partai NasDem: 6,1 persen

6. PKS: 5,9 persen

7. Partai Demokrat: 5 persen

8. PAN: 4,4 persen

9. PSI: 4,2 persen

10. Partai Gelora: 4,1 persen

Sementara itu, ada 8 (delapan) partai yang tampaknya belum bisa mendapatkan tiket untuk masuk ke Senayan. Mereka antara lain

1. PPP: 3 persen

2. PBB: 2,1 persen

3. Partai Perindo: 1,5 persen

4. Partai Ummat: 0,1 persen

5. Partai Hanura: 0,1 persen

6. Partai Garuda: 0,1 persen

7. Partai Buruh: 0,1 persen

8. Partai Kebangkitan Nasional : 0,1 persen.

"Dari hasil survei ini diprediksi partai yang akan lolos ke parlemen pusat akan bertambah menjadi 10 partai politik," tuturnya.

Sekadar diketahui, bahwa survei tersebut dilakukan dalam rentang waktu 5 – 8 Februari 2024 dengan menggunakan metode random digit dialing dan menggunakan bantuan kuesioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih

Dalam pengambilan sampel, SPIN melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Hasilnya, margin of error (MoE) kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.