Bagikan:

JAKARTA - Debat capres kelima yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu, 4 Februari, memunculkan ketegangan antara dua calon presiden, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, terkait isu krusial antara internet gratis dan makan gratis.

Pertarungan kata-kata dimulai saat Ganjar Pranowo mengklarifikasi pernyataan Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa orang yang menginginkan internet gratis memiliki "otak lambat." Ganjar menyampaikan bahwa pernyataan tersebut mengesampingkan urgensi digitalisasi dalam mengatasi ketimpangan di bidang pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan.

Dalam responsnya, Prabowo Subianto menegaskan bahwa pernyataannya sebelumnya lebih menekankan pentingnya makanan daripada internet gratis. Ia mengklarifikasi bahwa komentarnya lebih kepada konteks prioritas makanan bagi orang miskin, bukan meniadakan urgensi internet gratis.

Ganjar Pranowo kembali mengkritik pernyataan Prabowo dengan menyebutnya "sadis" dan menekankan bahwa internet gratis memiliki dampak besar dalam mendigitalisasi desa-desa, terutama yang masih blankspot. Ganjar Pranowo juga membawa contoh dua Kementerian yang dia siapkan sebagai inisiatif digitalisasi.

Prabowo Subianto dalam klarifikasinya menyatakan bahwa pembandingan antara internet gratis dan makan gratis tidak bermaksud merendahkan internet gratis. Ia menegaskan pentingnya makanan, tetapi tak mengabaikan perlunya internet gratis di seluruh desa Indonesia sebagai upaya untuk memajukan negara.

Debat ini mencerminkan perbedaan pandangan antara dua calon presiden tentang prioritas kebijakan, terutama dalam konteks ketimpangan digital dan kemiskinan. Pertanyaan ini menjadi sorotan dan menciptakan momen tegang antara dua kandidat utama dalam pemilihan presiden 2024