Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan keputusan Mahfud MD mundur dari kabinet Jokowi, sebagai hal biasa.

"Itu bukan sesuatu hal yang luar biasa, biasa-biasa aja," kata Bahlil di Istana Kepresidenan Jakarta, dilansir ANTARA, Jumat, 2 Februari.

Ia mengatakan perombakan kabinet hingga menteri yang mengundurkan diri merupakan hal biasa sebagai dinamika perkembangan situasi yang ada, termasuk keputusan Mahfud mundur dari jabatan Menko Polhukam.

Menurut Bahlil keputusan Mahfud harus perlu dihargai sebagai hak politik yang bersangkutan.

"Pak Mahfud itu senior saya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan orangnya baik sekali. Hari ini beliau mengundurkan diri, kita hargai hak politiknya, itu kan hak politik," ucapnya.

Menurut Bahlil, pengunduran diri Mahfud sudah telah direstui oleh Presiden Jokowi dengan menerima kunjungannya di Istana Kepresidenan Jakarta dengan suasana yang penuh kekeluargaan, Kamis (1/2).

"Jadi nggak ada sesuatu yang harus dibesar-besarkan, biasa saja," katanya.

Saat kembali ditanya terkait isu sejumlah menteri lain yang akan mundur dari KIM, Bahlil menyebut hal itu sebagai informasi keliru.

Bahkan rangkaian agenda rapat yang melibatkan Presiden bersama sejumlah menteri dari PDIP diwarnai canda gurau.

"Oh enggak, kabinet nggak 'goyang-goyang' biasa-biasa saja," ujarnya.

 

Dia mengatakan agenda pertemuannya dengan sejumlah investor Italia, menyangkut blok minyak baru, turut dihadiri Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri dari PDIP, seperti Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

"Ketidaknyamanan gimana? Tadi itu kita rapat Pak Pram, saya, Pak Arifin, dua-duanya dari PDIP kan. Sama Presiden kami bercanda gurau kok. Santai-santai saja," ujarnya.

Bahlil menilai isu tentang menteri berikutnya mundur dari KIM sebagai informasi yang mengada-ada.

"Saya bingung ya, isunya kok terlalu mengada-ada, tapi kan rapat santai-santai saja dengan Pak Arifin dengan Pak Pram biasa-biasa saja. Kok rasanya orang di luar lebih tahu daripada kami di dalam," imbuhnya.

Isu terkait hal itu, kata Bahlil, diembuskan oleh pihak yang merasa tidak nyaman dengan situasi yang terjadi.

"Kami bisa membedakan kok mana yang urusan negara, mana yang urusan politik," katanya.