JAKARTA - Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dilakukan terhadap 1.200 responden menemukan, 84% publik menginginkan Pilpres 2024 diadakan dalam satu putaran.
"Jadi yang ingin pilpres satu putaran itu lebih dari 80%," kata peneliti senior LSI Denny JA Adjie Alfaraby dalam rilis survei di kantor LSI Denny JA, dalam keterangannya, Selasa, 30 Januari.
Adji menjelaskan sekitar 10,8% publik tidak mendukung pilpres satu putaran, sementara 5,2% tidak memberikan jawaban. Dalam konteks ini, Adji melihat peluang untuk pilpres satu putaran semakin terbuka, mengingat tren hasil survei yang menunjukkan kenaikan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran sejak akhir Desember hingga awal Januari 2024.
"Saat ini, elektabilitas Prabowo–Gibran terus meningkat. Dalam survei akhir Desember 2023, elektabilitas mereka sebesar 43,3%, meningkat menjadi 46,6% di awal Januari 2024, dan kini mencapai 50,7% di akhir Januari," jelas Adji.
Adji menyatakan peluang untuk pilpres satu putaran semakin besar karena kenaikan konsisten pasangan calon nomor urut 2 tersebut. Dengan memperhitungkan margin of error sebesar 2,9%, Adji menilai Prabowo-Gibran bisa mencapai perolehan suara 53,6%. Bahkan dalam skenario terburuk, elektabilitas mereka masih berada di 47,8%.
"Walaupun ada kemungkinan dua putaran, peluang pilpres satu putaran semakin besar dengan adanya kenaikan elektabilitas yang konsisten di atas margin of error survei," tambahnya.
BACA JUGA:
Survei LSI Denny JA dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Survei ini dilaksanakan pada tanggal 16-26 Januari 2024.
Selain metode kuantitatif, LSI Denny JA juga menggabungkan metode kualitatif, seperti analisis media, wawancara mendalam, penilaian ahli, dan diskusi kelompok terfokus.