Bagikan:

DENPASAR - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan dirinya mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atas dasar pentingnya persatuan. Erick mengulas penanganan COVID-19 yang berhasil salah satunya karena kompaknya elite.

"(Kalau saya ditanya) sebagai Erick Thohir, saya rasa begini, saya belajar pada saat COVID-19. Allah, Tuhan, mempersatukan kedua pemimpin kita sebelum COVID-19, sehingga ketika (ada) perpecahan pemilu pada saat itu (bisa) bersatu," kata Erick di Denpasar, Selasa, 30 Januari. 

"Yang berinisiasi Bapak Jokowi untuk merangkul Bapak  Prabowo membuka tangan, kebayang tidak kalau kita menghadapi COVID-19 Indonesia masih terpecah dalam politik, kita sukses atau gagal? Saya rasa tingkat kegagalannya lebih dari 60 persen," imbuhnya.

Perpecahan politik kata Erick bakal berdampak buruk pada kondisi negara dalam konteks penanganan pandemi.

"Karena ada apa, selalu seperti hari ini, terjadi perdebatan benar salah, yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar gitu, kan. Pada saat COVID itu, bayangkan ketika masyarakat Indonesia membutuhkan kebersamaan kepemimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan rakyat tetapi dilakukan dengan perpecahan," katanya.

"Kita bisa berhasil, karena keputusan bersama-sama memberikan vaksin gratis kepada masyarkat Indonesia, di negara lain tidak gratis, memberikan pengobatan secara gratis, obat gratis. Sehingga, kita bisa menyelamatkan lebih banyak lagi masyarakat Indonesia dibandingkan banyak negara lain," lanjutnya.

Selain itu, Erick Thohir bicara kepercayaan masyarakat yang masih tinggi terhadap Presiden Jokowi.

"Bapak Presiden kita, Bapak Jokowi tingkat kepercayaan publiknya masih 88 persen, pemimpin dunia mana yang punya rating seperti itu. Beliau (Presiden Jokowi) manusia, pasti ada kekurangan, kita di sini juga banyak kekurangan, saya apalagi kekurangannya banyak. Tapi yah kita melihat beliau masih figur yang luar biasa, membawa bangsa kita di dalam situasi pertumbuhan ekonomi yang baik," ujarnya.