JAKARTA - Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD, menegaskan dirinya tak pernah menggunakan jabatannya sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ketika berkampanye. Ia bahkan sering datang ke daerah diam-diam agar tidak dilayani.
Hal ini disampaikan Mahfud dalam acara Tabrak Mahfud yang ditayangkan di YouTube pada hari ini, Selasa malam, 23 Januari. Awalnya, ia memastikan tak pernah berkampanye dengan memanfaatkan jabatannya.
“Apakah saya menggunakan kedudukan saya untuk memanfaatkan fasilitas negara atau tidak? Ini sudah tiga bulan saya lakukan, saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara,” kata Mahfud seperti dikutip dari tayangan tersebut.
Mahfud menekankan cara ini harusnya ditiru semu kandidat. Jangan sampai mereka memanfaatkan jabatannya, misalnya dengan berkampanye tapi didampingi pejabat di daerah.
“Kalau menjadi calon presiden, menjadi calon wakil presiden jangan mau dijemput oleh pejabat daerah. Jangan mau diantar, jangan mau didampingi. Hanya minta pengamanan saja kepada Polri,” tegasnya.
Mahfud memastikan dia sudah minta stafnya untuk tidak menghubungi pejabat di daerah ketika kampanye. Jangankan mengantar, menjamu pun dilarangnya demi mencegah mereka melanggar aturan.
Apalagi, sekarang disebutnya banyak tekanan ke pihak yang diduga dekat dengannya. “Karena fenomenanya orang, kalau dekat-dekat dengan lawan politik itu susah, segera dipindah, segera dinaikkan, tapi sebenarnya ditendang ke atas, dan macem-macam,” ujar eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
BACA JUGA:
Namun, keinginan Mahfud itu tampaknya jauh panggang dari api. Sebab, dia melihat pihak lain yang ternyata memanfaatkan jabatannya.
Mahfud memang tak memerinci itu tapi ada sejumlah fenomena yang disampaikannya. Di antaranya bergabungnya pejabat sebagai tim sukses.
“Itu ternyata situasinya tidak berimbang. Pihak lain tampak menggunakan jabatan, dianter dan sebagainya, malah terakhir ini menteri-nenteri yang tidak ada kaitannya dengan politik juga sudah ikut tim sukses,” pungkasnya.