Bagikan:

YOGYAKARTA – Pembahasan apa itu demo rompi kuning Prancis jadi bahan perbincangan setelah topik tersebut sempat disinggung oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat Cawapres.

Awalnya, Gibran melemparkan pertanyaan kepada Mahfud MD tentang bagaimana cara mengatasi greenflation. Terkait greenflation atau apa itu inflasi hijau, bisa disimak di artikel VOI.

Menjawab pertanyaan tersebut, Mahfud menjelaskan bahwa tema tersebut berkaitan dengan ekonomi hijau yang bersangkutan dengan ekonomi sirkular.

Sayangnya jawaban Mahfud atas pertanyaan Gibran dinilai kurang memuaskan. Gibran kemudian menjelaskan greenflation berkaitan dengan demo rompi kuning di Prancis.

Apa Itu Demo Rompi Kuning Prancis

Gibran menjelaskan bahwa demo rompi kuning yang terjadi di Prancis dinilai berbahaya. Ia juga berharap agar tak terjadi di Indonesia.

"Greenflation itu, kita kasih contoh yang simple saja. Demo rompi kuning di Prancis. Bahaya sekali. Sudah memakan korban. Ini yang harus diantisipasi. Jangan sampai terjadi di Indonesia. Belajar dari negara maju," jelas Gibran pada Mahfud.

Di luar perdebatan yang terjadi antara Gibran dan Mahfud dalam debat cawapres, masyarakat perlu mengetahui demo rompi kuning Prancis.

Demo rompi kuning Prancis adalah sebuah gerakan protes yang terjadi di Prancis pada bulan Oktober tahun 2018.  Gerakan protes tersebut dipicu oleh kebijakan Presiden Emmanuel Macron yang ingin menaikkan pajak untuk bahan bakar. Di sisi lain biaya hidup di Prancis cukup mahal sehingga kenaikan pajak dinilai akan jadi beban untuk masyarakat.

Sedangkan rompi kuning sendiri diambil dari rompi neon yang dipakai oleh para pengemudi di Prancis ketika keadaan darurat saat di jalan. Gerakan protes tersebut memicu aksi blokade hingga menyebabkan kemancetan hingga kelangkaan BBM menjelang musim libur di Prancis.

Rencana kenaikan bahan bakar sendiri sebesar 5 sen per galon untuk bensin, sedangkan untuk solar naik sebesar 2 sen. Lewat kenaikan tersebut Pemerintah Prancis berharap agar warga mau membeli kendaraan rendah polusi. Dengan begitu dampak pemanasan global bisa ditekan.

Aksi protes ternyata tak hanya memicu blokade jalan dan kelangkaan BBM, namun justru memicu aksi demo besar-besaran di Prancis yang terjadi pada 17 November 2018. Kala itu situasi makin kacau. Peserta demo disebut mencapai kurang lebih 280.000 orang yang terjun ke berbagai ruas jalan.

Kekacauan aksi demo seketika berujung jadi aksi kekerasan. Bahkan terjadi kebakaran di jalan Champs-Élysées. Menghadapi situasi tersebut, polisi mengerahkan pasukannya dengan menggunakan meriam air, gas air mata, bahkan mengerahkan pasukan kuda untuk menghadapi pengunjuk rasa.

Di sisi lain, pengunjuk rasa tidak hanya mengibarkan bendera. Beberapa dari mereka melemparkan proyektil, melakukan pembakaran, bahkan menjurus pada penjarahan toko. Polisi juga disebut menahan lebih dari 100 orang. Peristiwa tersebut disebut jadi kerusuhan paling buruk sejak kerusuhan mahasiswa Mei 1968 yang terjadi di ibu kota.

Itulah informasi terkait apa itu demo rompi kuning Prancis. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.