Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris TKN Prabowo-Gibran Nusron Wahid meyakini rakyat Indonesia akan membela apabila ada gerakan Pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo. Sebab kata dia, Jokowi dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Nusron pun merasa aneh dengan adanya isu pemakzulan tersebut. Apalagi, Petisi 100 yang merupakan pencetus isu pemakzulan mendatangi Menkopolhukam Mahfud MD yang saat ini juga sebagai Cawapres nomor urut 3.

"Saya kira, kalau umpamanya ada gerakan pemakzulan, rakyat yang akan membela. Kenapa? Karena Jokowi dipilih rakyat secara langsung, tidak bisa dijatuhkan oleh elite, apalagi sekelompok orang yang dalam tanda petik itu tidak mempunyai kredensial," ujar Nusron di Media Center TKN, Jakarta, Rabu, 17 Januari.

Bahkan, lanjut Nusron, anggota MPR pun tidak bisa menjatuhkan presiden sebelum dibawa ke Mahkamah Konstitusi bahwa kepala negara dinyatakan melanggar Undang-Undang Dasar 1945.

"Jadi isu pemakzulan itu isu nggak main main. Kalau ada orang intelektual ngomong isu pemakzulan ya memang mempunyai agenda agenda politik tertentu yang intinya adalah tidak siap berkompetisi dalam era demokrasi kali ini," tegas legislator Golkar itu.

Nusron menilai, ada pihak yang takut kalah dalam pilpres dibalik isu pemakzulan ini. Menurutnya, pihak yang mengkampanyekan isu tersebut tidak berpikir demokratis.

"Ini orang yang berpikirannya itu tidak demokratis atau orang yang takut dengan demokrasi, atau jangan jangan orang yang takut kalah karena ada sistem demokrasi, itu menurut saya," kata Nusron.

"Apalagi, yang menerima adalah orang yang ada dalam on the system, bagian dari pemerintahan yang akan dimakzulkan," sambungnya.

Meski begitu, Nusron mengatakan masih menaruh kepercayaan kepada Mahfud MD selaku Menkopolhukam. Menurutnya, Mahfud tidak akan terbawa arus isu yang menyesatkan tersebut. Sebab, mantan ketua MK itu adalah salah seorang ahli hukum tata negara yang tahu tentang mekanisme tentang tata cara pemakzulan.

"Pak Mahfud tidak akan ikut-ikutan tentang isu isu pemakzulan. Bahwa mungkin dia sebatas menerima tamu, kemudian tamunya ngomong seperti itu, saya masih dalam batas memaklumi, positif thinking," kata Nusron.

"Tapi kalau mau melakukan Pemakzulan, ya biarkan rakyat yang menilai. Oh jadi selama ini mau ada gerakan pemakzulan? Iya kan," tambahnya.