Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Golkar Nusron Wahid, mengaku tak kenal dengan sejumlah kader yang menyatakan dukungan kepada paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Siapa sih itu orangnya, saya pengen tahu, ada merek apa enggak orangnya itu? Aku belum lihat masalahnya. Saya kan kalo kader muda Golkar itu kan hapal ya sejuah mana resonansi orangnya itu. Mana lihat," ujar Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran di Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Januari. 

 Bahkan setelah melihat potongan video yang beredar di media sosial, anggota DPR dari Golkar itu tetap tak mengenali wajah sejumlah kader yang membelot tersebut. Menurutnya, kemungkinan kader yang menyatakan dukungan ke Ganjar-Mahfud adalah kader 'jadi-jadian'. 

"Itu mungkin orang pinggir jalan, dikasih baju kuning. Kalau caleg bukan, cara ngukurnya gimana?," katanya. 

Kendati demikian, Nusron mempersilakan segelintir pihak yang mengaku kader Golkar itu untuk mendukung paslon 03. Sebab, kata Nusron, dukungan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas paslon nomor urut 2. 

"Silakan aja lah, tapi itu nggak ngefek, nama nggak dikenal, dan gak punya merk. Ibarat barang tidak ada brand. Tanpa mengecilkan arti mereka, ya silahkan saja, tapi sebaiknya pakai etika politik," kata Nusron. 

 

Sebelumnya, sejumlah anggota partai Golkar dan ormas hinga caleg yang tergabung dalam Kaukus Muda Beringin 03 membelot untuk mendukung paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024.

Deklarator Kaukus Muda Golkar 03, Rafiq Perkasyah Alamsyah mengatakan, dukungan tersebut sekaligus sebagai bentuk protes terhadap kondisi internal Golkar yang diklaim kurang meyakinkan.

Rofiq menuturkan, sebagai partai politik besar dengan pengalaman panjang berkuasa, Golkar memiliki tradisi kaderisasi mapan dan dihormati. Namun, menurutnya, semua itu berubah menjadi luka di hati para kader ketika penunjukkan Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.

"Gibran Rakabuming Raka ujug-ujug diusung menjadi cawapres dari partai Golkar, tanpa melalui proses kaderisasi yang berjenjang, hanya karena tersanderanya ketua umum Partai Golkar," kata Rofiq di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Rabu, 10 Oktober. 

Rofiq menilai, langkah tersebut disertai upaya pemaksaan struktur partai dan para calon legislatifnya hingga ke daerah untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Hal ini kata dia, bukan saja menyebabkan runtuhnya moral pengurus dan kader, namun juga tergerusnya sumber daya internal struktur partai dan caleg. 

"Dua hal fundamental yang mengancam kemampuan Partai Golkar dalam memenangkan Pemilu Legislatif," katanya.

Karena itu, dia menegaskan, kondisi tersebut menggerakkan Kaukus Muda Beringin, sejumlah fungsionaris dan caleg Golkar untuk mengambil langkah penyelamatan partai.

"Wadah yang terbentuk karena kesamaan kegelisahan melihat kondisi internal partai, juga karena kesamaan ide dalam memandang figur Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai pasangan ideal untuk dimenangkan dalam Pilpres 2024," katanya.

"Gagasan ekonomi politik, pandangan sosial budaya, dan program pembangunan yang ditawarkan pasangan Ganjar-Mahfud sangat kompatibel dengan visi misi Partai Golkar," sambungnya.