Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus mengatakan orang-orang di Gereja Katolik yang menolak pemberkatan bagi pasangan sesama jenis telah mengambil 'kesimpulan yang salah' karena tidak memahaminya, saat Ia membela keputusan penting tersebut.

Dalam sebuah wawancara televisi, Paus Fransiskus menyampaikan komentar publik pertamanya sejak deklarasi 18 Desember tersebut memicu perdebatan luas di Gereja, dengan para uskup di beberapa negara, khususnya di Afrika, menolak membiarkan penerapannya.

"Kadang-kadang keputusan tidak diterima, namun dalam banyak kasus, ketika keputusan tidak diterima, itu karena keputusan tersebut tidak dipahami," kata Paus Fransiskus ketika menjawab pertanyaan spesifik mengenai deklarasi Bulan Desember, melansir Reuters 15 Januari.

"Bahayanya adalah jika saya tidak menyukai sesuatu dan saya menaruhnya (oposisi) di hati saya, saya menjadi penentang dan langsung mengambil kesimpulan buruk," lanjutnya saat dihubungi dari kediamannya di Vatikan oleh program "Che Tempo Che Fa" di Channel 9 Italia.

"Inilah yang terjadi dengan keputusan terbaru tentang berkah bagi semua," katanya, mengacu pada deklarasi yang dikenal dengan judul Latin 'Fiducia Supplicans' (Supplicating Trust). Itu dikeluarkan oleh Departemen doktrin Vatikan dan disetujui olehnya.

Sejak deklarasi awal, Vatikan dengan susah payah menekankan pemberkatan tersebut tidak berarti persetujuan terhadap hubungan seks sesama jenis, tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang setara dengan sakramen pernikahan bagi pasangan heteroseksual.

Klarifikasi awal bulan ini oleh Departemen Doktrin Vatikan tidak mempengaruhi para uskup di Afrika, di mana di beberapa negara aktivitas sesama jenis dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga hukuman mati.

Mereka mengeluarkan surat pekan lalu yang mengatakan, deklarasi pada Bulan Desember tersebut telah menimbulkan "keresahan di benak banyak orang" dan tidak dapat diterapkan karena konteks budaya benua tersebut.

Sementara itu, beberapa uskup di Prancis mengatakan kepada para imam, mereka dapat memberkati individu gay, namun tidak untuk pasangan.

Gereja mengajarkan bahwa seks sesama jenis adalah dosa, tidak teratur dan orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis harus berusaha untuk tetap suci dan Paus tampaknya menyinggung hal ini sebagai tanggapannya.

"Tuhan memberkati semua orang," kata Paus Fransiskus.

"Tetapi kemudian masyarakat harus berdialog dengan berkat Tuhan dan melihat jalan yang Tuhan usulkan. Kita (Gereja) harus menggandeng tangan mereka dan memimpin mereka di sepanjang jalan itu dan tidak mengutuk mereka sejak awal," tandasnya.

Diketahui, sejak terpilih pada tahun 2013, Paus Fransiskus telah berusaha membuat Gereja dengan 1,35 miliar jemaatnya, lebih ramah terhadap kelompok LGBT, tanpa mengubah doktrin moral.