Bagikan:

JAKARTA - Prajurit TNI dari Koramil 1002-05/Pandawan, bersama anggota Polsek dan Plt. Camat Pandawan M. Affaw Al Bagag, S.I.P, turut serta dalam upaya penanggulangan dampak banjir di desa Masiraan, Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.

Aksi solidaritas ini mendapat dukungan penuh dari aparat desa setempat, yang turut serta dalam pembagian ratusan paket sembako kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kapuspen TNI, Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc., di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI Sabtu, 13 Januari. Dalam keterangan tersebut, Kapuspen TNI menjelaskan bahwa banjir yang melanda daerah tersebut sejak seminggu yang lalu belum juga surut, dan debit air tetap tinggi, bahkan cenderung meningkat. Hal ini mengakibatkan terendamnya jalan desa dan rumah warga dengan ketinggian air yang bervariasi.

Dalam upaya penanganan darurat, Prajurit TNI dari Koramil 1002-05/Pandawan bersama unsur terkait melaksanakan pendistribusian ratusan paket sembako. Kapuspen TNI menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan konsep TNI PRIMA (Profesional, Responsif, Inovatif, Modern, dan Adaptif). "Mereka turut serta dalam meringankan beban masyarakat di Pandawan melalui distribusi sembako," ujar Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar.

Plh Danramil 1002-05/Pandawan, Peltu Henri Murpianto, menjelaskan bahwa ketinggian air mengalami kenaikan antara 5 hingga 40 sentimeter. "Penyebabnya adalah tumpukan sampah kayu (raba) dari desa Jaranih yang menyumbat aliran sungai desa Masiraan," terangnya. Dampaknya, sebanyak 36 Kepala Keluarga dari 182 rumah masih terdampak banjir, sehingga 5 unit perahu fiber tetap disiagakan bersama dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan relawan.

Di sisi lain, Kepala Desa Masiraan, H. Ahmad Fauzi, menambahkan bahwa bantuan sembako yang didistribusikan berasal dari dana talangan desa. "Kami berharap banjir segera surut, dan masyarakat dapat kembali beraktivitas normal," ungkapnya. Solidaritas antara TNI dan masyarakat menjadi pilar utama dalam mengatasi dampak bencana banjir di Kalimantan Selatan.