JAKARTA - RS (28) pemuda yang nekat mengakhiri hidup di dalam kamar mandi toko aksesoris ponsel, di Jalan Harapan Mulya, Kemayoran, Jakarta Pusat, terlilit utang.
Chaidar, saksi mata kejadian, RS nekat bunuh diri karena sudah pusing terlilit utang. Ditambah beban pikiran karena tidak diperbolehkan bertemu anak kandung oleh mantan istrinya.
"Motifnya kalau kita baca dari surat wasiat, kayaknya dia banyak pikirian salah satunya pinjamannya (utang) kemarin juga dia sempat kena hipnotis, ditambah urusan sama anaknya dia kan statusnya duda jadi sama mantan istrinya gak dibolehin ketemu sama anaknya lagi," kata Chaidir, Jumat, 12 Januari.
Chaidir mengaku, surat wasiat yang ditulis RS mengatakan bahwa dia tidak terlilit utang karena judi online. Melainkan, keteledoran RS yang selalu salah transfer uang sehingga dirinya diharuskan meminjam uang dari koperasi keliling.
"Kalau judi online sih dia engga, cuma kan pinjaman koperasi keliling gitu. Jadi dia ngomong di situ, di surat wasiatnya, ternyata selama dia menjaga (toko pulsa) itu sering salah transfer makanya dia gak pernah cerita ke saya. Pinjamlah dia uang di koperasi keliling, mungkin dia ada beban banget dipikirannya, terlilit utanglah ibaratnya kalau dari surat wasiat begitu," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi bunuh diri, Unit Reskrim Polsek Kemayoran menemukan fakta bahwa korban RS (28) telah menyiapkan pesan sebelum insiden tragis kematiannya.
"Dia menuliskan di buku yang ditinggal sampai kode pin hapenya ditulisnya. Korban merasa beban hidupnya berat," kata Kanit Reskrim Polsek Kemayoran, AKP Fauzan saat dikonfirmasi, Jumat, 12 Januari.
Korban RS merasa tidak ada orang yang dapat bertukar pikiran dengan dirinya semasa hidup.
"Jadi dia tidak ada tempat untuk mengadu. Ingat sama ibunya sudah meninggal di Riau sana, dia ingin ikut, pengen ketemu ibunya," ujarnya.