JAKARTA - Capres Ganjar Pranowo mengatakan pengembangan produk petrokimia dasar menjadi kunci guna membangun industri kesehatan dalam negeri agar tidak sepenuhnya bergantung pada impor bahan baku farmasi maupun komponen alat kesehatan (alkes).
Menurut Ganjar, pengembangan berbagai produk petrokimia dasar sudah dapat dimulai secepatnya, mengingat kekayaan alam Indonesia sangat mendukung.
"Suka tidak suka kita harus memulai kimia dasar, petrokimia," kata Ganjar Pranowo pada Dialog Capres Bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Menuju Indonesia Emas 2045 di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, dilansir ANTARA, Kamis, 11 Januari.
Oleh karena itu, Ganjar berjanji akan mengalokasikan 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) guna pengembangan aspek research and development (R&D) Indonesia.
Ganjar berharap kebijakannya tersebut dapat mendorong pengembangan bahan baku industri dan alat kesehatan dari dalam negeri.
"Research dan development, kami berbincang soal ini dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) 1 persen saja kita mulai dari produk domestik bruto, kita dorong kemudian agar biaya risetnya itu mencukupi. Risetnya sudah, Pak di BRIN," jelasnya.
BACA JUGA:
Dia juga berkomitmen untuk membangun kawasan industri kesehatan sehingga menjadi penopang kemandirian Indonesia pada industri alkes serta farmasi.
Bukan hanya itu, Ganjar juga tak lupa menyebut pentingnya diplomasi internasional agar Indonesia dapat bergabung menjadi mitra dagang barang alkes.
"Plasma nutfahnya sudah oke luar biasa, perisetnya yang sudah ada, siapa yang memungut itu dalam meja pengambilan keputusan? Tidak ada," tegasnya.