JATENG - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mendorong agar buku putih pertahanan Indonesia segera disusun.
Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri pertemuan dengan TPC dan caleg partai koalisi di D'pillars Resto Cilacap, Jawa Tengah, Selasa 9 Januari.
Awalnya, dia mengatakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) tetap menerapkan sistem Government to Government atau Pemerintah ke Pemerintah (G2G).
"(Pembelian alutsista) tidak melibatkan siapa pun sebenarnya. Dalam konteks government yang penting, yang penting buat saya government," ujar Ganjar, disitat Antara.
Oleh karena itu, pemerintah harus tetap mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Ganjar mencontohkan, PT PAL Indonesia telah memproduksi kapal selam yang bekerjasama dengan Korea Selatan.
Menurutnya, pengembangan industri dalam negeri harus dilanjutkan dan ditingkatkan karena itu merupakan kekuatan anak bangsa.
BACA JUGA:
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menambahkan, untuk bisa memperkuat pertahanan dan keamanan negara, konsistensi dalam perencanaan sangat penting.
"Jadi, keajegan dalam perencanaan itu penting, jangan bolak balik. Sekali lagi itu penting. Maka butuh disusun buku putih pertahanan Indonesia," pungkasnya.
Buku Putih Pertahanan Indonesia merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Pasal 16 ayat 4 menjelaskan "buku putih pertahanan" adalah pernyataan kebijakan pertahanan secara menyeluruh yang diterbitkan oleh Menteri dan disebarluaskan ke masyarakat umum, baik domestik maupun internasional untuk menciptakan saling percaya dan meniadakan potensi konflik.