Bagikan:

JAKARTA - Jumlah titik panas, yang terpantau di wilayah Provinsi Riau pada Senin, 22 Februari naik drastis menjadi 63 dari hanya sembilan pada hari sebelumnya. Titik panas ini adalah indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang hanya sembilan titik panas, pada Senin pagi ini jumlahnya meningkat sangat tinggi," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna dilansir Antara, di Pekanbaru.

Menurut pantauan BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Senin, 22 Februari pagi pukul 06.00 WIB seluruhnya ada 126 titik panas indikasi awal karhutla di wilayah Sumatera dan 63 di antaranya ada di Provinsi Riau.

Di wilayah Provinsi Riau, titik panas indikasi awal karhutla terpantau di Kabupaten Bengkalis (18), Kabupaten Pelalawan (32), Kota Dumai (7), Kabupaten Rokan Hilir (4), Kabupaten Kepulauan Meranti (1), dan Kabupaten Indragiri Hilir (1).

Yasir mengemukakan bahwa wilayah Provinsi Riau saat ini memasuki musim kemarau pertama, berbeda dengan daerah lain di Pulau Jawa yang saat ini masih mengalami musim hujan.

"Riau punya karakteristik yang berbeda karena kebalikannya apabila di Jawa kondisi basah, maka di Riau kering. Sekarang Riau sedang musim kemarau yang pertama sampai bulan April," katanya.

Menurut dia, suhu udara di Riau berkisar 32 sampai 33 derajat Celsius dan kelembabannya udaranya tergolong rendah sehingga udara terasa panas dan gerah. 

"Sampai saat ini juga belum ada peluang akan hujan," katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan bahwa cuaca yang panas dan jumlah titik panas yang meningkat drastis membuat wilayah Riau rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan.

"Titik panas melejit, namun sedang kami koordinasikan apakah masih berupa titik panas atau sudah titik api," katanya.

Ia mengatakan bahwa Satuan Tugas Karhutla Riau berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada untuk mencegah dan menangani kebakaran lahan sambil menunggu bantuan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Pemerintah Provinsi Riau memberlakukan status siaga darurat karhutla mulai dari Februari hingga akhir Oktober 2021 guna mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.