JAKARTA - Tim SAR gabungan bakal menggunakan crane dalam proses evakuasi jenazah petugas Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) atau security yang turut menjadi korban tewas akibat tabrakan KA lokal Bandung Raya dengan KA Turangga.
Saat ini, tersisa satu dari empat korban tewas yang belum dapat dievakuasi dari lokasi kejadian atau di antara Stasiun Haurpugur-Cicalengka, tepatnya di KM 181+700.
"(Proses evakuasi) menggunakan crane," ujar Kapolreta Bandung Kombes Kusworo Wibowo kepada VOI, Jumat, 5 Januari.
Nantinya, crane itu akan difungsikan untuk menarik atau mengangkat satu gerbong kereta.
Menambahkan, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menyebut dengan menarik gerbong, diharapkan munculnya rongga. Sehingga, petugas dapat masuk dan mengevakuasi korban.
"Satu korban meninggal dunia masih belum bisa dievakuasi karena terkendala posisi korban yang tertutup oleh material gerbong, sehingga saat ini, masih berlangsung upaya evakuasi terhadap korban meninggal di TKP, dengan menarik gerbong dari belakang sebagai upaya merenggangkan," sebut Ibrahim.
Adapun, Petugas PJKA yang turut menjadi korban diketahui bernama Enjang Yudi. Sementara tiga lainnya yakni masinis KRD Lokal Padalarang-Cicalengka, Julian Dwi Setiono; Asisten Masinis KA KRD Lokal Ponisan; dan Pramugara KA Turangga bernama Adrian.
Kemudian, ada 37 penumpang yang juga mengalami luka-luka. Mereka sudah dievakuasi dan diberikan perawatan medis.
Rinciannya, 32 orang dibawa ke RSUD Cicalengka, 2 orang di RS Edelweis. Kemudian, sebanyak 2 orang dibawa ke RS AMC dan 1 orang lainnya berada di RS Santosa.
Kecelakaan KA Turangga terjadi di KM 181+5/4 Kampung Babakan Desa Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung sekitar pukul 06.03 WIB.
BACA JUGA:
Hingga kini, penyebab kecelakaan itu belum diketahui. Tim masih mendalami dan mencari petunjuk guna mengungkap perihal tersebut. "Untuk penyebab akan didalami oleh tim," kata Ibrahim.