China Respons Pernyataan AS dan Sekutunya soal Laut Merah, Tegaskan Keselamatan Jalur Laut Internasional
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis (4/1/2024) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyampaikan respons atas pernyataan bersama Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain yang mengecam serangan kelompok Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.

"China berprinsip untuk melindungi keselamatan jalur laut internasional dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kapal sipil," kata Wang Wenbin menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China dilansir ANTARA, Kamis, 4 Januari.

Pernyataan bersama oleh AS, Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Singapura dan Inggris tersebut disampaikan pada Rabu (3/1/2023) soal  "serangan ilegal" dan pembebasan kapal dan awak kapal yang ditahan secara tidak sah.

Menurut pernyataan bersama itu "Houthi akan bertanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam jiwa, ekonomi global, dan arus bebas perdagangan di perairan penting kawasan ini".

"Laut Merah adalah jalur perdagangan internasional yang penting untuk barang dan energi. Menjaga kawasan ini tetap aman dan stabil merupakan kepentingan bersama komunitas internasional," tambah Wang Wenbin.

China, menurut Wang Wenbin, meyakini semua pihak perlu memainkan peran konstruktif dan bertanggung jawab dalam menjaga keamanan jalur pelayaran di Laut Merah.

Pernyataan tersebut menyampaikan bahwa "serangan atas kapal-kapal, termasuk kapal komersial, menggunakan kendaraan udara tanpa awak, kapal kecil, dan rudal, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya terhadap kapal-kapal tersebut, merupakan ancaman langsung terhadap kebebasan navigasi yang menjadi landasan perdagangan global di salah satu jalur perairan paling penting di dunia," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa serangan tersebut mengancam nyawa orang-orang tak berdosa dari seluruh dunia, menggarisbawahi bahwa serangan itu merupakan masalah internasional yang signifikan yang memerlukan tindakan kolektif.

Menyinggung dampak negatif serangan tersebut, disebutkan bahwa perusahaan pelayaran internasional terus mengubah rute kapal mereka di sekitar Tanjung Harapan, sehingga menambah biaya yang signifikan dan penundaan selama berminggu-minggu dalam pengiriman barang.

Pada akhirnya membahayakan pergerakan bahan pangan dan bahan bakar yang penting, dan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia.

"Kami tetap berkomitmen terhadap tatanan berbasis aturan internasional dan bertekad untuk meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan atas penyitaan dan serangan yang melanggar hukum," kata pernyataan itu.

Pemberontak Houthi di Yaman secara signifikan meningkatkan keterlibatan mereka dalam konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza dengan menargetkan kapal-kapal di Laut Merah Selatan. Kelompok ini telah memperingatkan bahwa mereka akan menyerang semua kapal yang menuju Israel.

Dikatakan serangan tersebut bertujuan untuk mendukung warga Palestina yang menghadapi "agresi dan pengepungan" Israel di Gaza.

Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

Bulan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan misi multinasional – Operation Prosperity Guardian – untuk melawan serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.