Bagikan:

JEPARA - Para perajin ukiran di Desa Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, mengeluhkan akses permodalan kepada calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang berkunjung ke wilayah tersebut.

Selama ini, menurut pengakuan para perajin, akses permodalan yang selalu menjadi kendala untuk kegiatan produksi. Selama ini para perajin hanya mendapatkan bantuan modal dari program kredit usaha rakyat (KUR) dengan plafon yang beragam.

"Makanya perlu bantuan modal dari lainnya, ini rata-rata permodalannya yang kurang. Kalau cuma Rp5 juta, Rp10 juta, Rp15 juta diberikan bertahap, sudah habis buat bayar pekerja sama beli kayu. Jadi, tidak bisa menjual, ya kita berhenti. Kalau pakai KUR sudah mentok," ujar salah seorang perajin kepada Ganjar dilansir ANTARA, Selasa, 2 Januari.

Para perajin juga berharap Ganjar dapat memperbaiki kondisi ekonomi sehingga kejayaan Jepara yang dijuluki Kota Ukir kelas dunia dapat kembali bangkit. Alasan tambahan modal tersebut karena adakalanya konsumen dalam jumlah yang banyak, tetapi produksi kurang karena tidak bisa membeli bahan baku.

"Alhasil kebutuhan pesanan konsumen tidak bisa dipenuhi karena terbentur modal," kata perajin.

Jumlah perajin ukir mebel di Blimbingrejo mencapai 100 orang dengan rata-rata perajin memiliki 5 hingga 10 orang pekerja. Padahal, dari teknik pemasaran, para perajin sudah mengandalkan metode daring melalui media sosial, seperti Facebook ataupun whatsapp. Ada bagian yang memasarkan, ada yang bagian produksi.

Mendapat curhat dari para perajin tersebut, Ganjar langsung merespons dengan cepat. “Langsung sat set aja, tolong kelompoknya diinventarisasi biar diklasifikasi jumlah modalnya,” ujarnya.

Ganjar menambahkan industri ukir di Jepara ini masih menjadi idola, khususnya untuk produk gebyok dan penjualannya masih bagus. Para perajin sudah mau modernisasi cara menjualnya, namun akses permodalan yang masih dibutuhkan.

"Seringkali ketika mengambil kredit (KUR), ternyata keluhannya sedikit-sedikit maka pada saat proyeknya sudah berakhir, uangnya sudah habis dipakai bayar buruh. Mereka minta skema agar kreditnya bisa lebih mudah, bisa diambil di depan dan seterusnya," jelas Ganjar.

Dalam kunjungan tersebut, Ganjar berdialog dengan para perajin ukir. Ganjar juga menjajal secara singkat cara mengukir kayu dengan pola berbentuk bunga.

Adalah Ahmad Nurdinsyah, seorang kuli ukir yang sempat berdialog dengan Ganjar.

"Ya, tadi Pak Ganjar nanya-nanya soal ukiran. Saya berdoa semoga Pak Ganjar bisa menjadi presiden dan berharap Pak Ganjar mengerti nasib orang kecil, meningkatkan ekonomi Jepara. Kami sebagai kuli hanya bisa mengukir tentu berharap usaha ukiran bisa maju, harapannya produk Jepara bisa bangkit lagi, kondisi Jepara bisa balik lagi," ujarnya.

Ganjar mengatakan perlu melestarikan dan mengembangkan agar Jepara bisa menjadi tempat pusat ukir dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan industri.

"Maka ada usulan perlunya sekolah vokasi untuk ukir agar kerajinan ukiran diminati anak-anak dan ada proses regenerasi," tambah Ganjar.