JAKARTA - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa mengapresiasi langkah cepat dari KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak. Sebab, belasan oknum prajurit yang merupakan terduga tersangka penganiayaan terhadap tujuh relawan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut tiga telah diperiksa.
"Yang pertama, apresiasi yang setinggi-tinginya kepada Kepala Staf Angkatan Darat yang sudah merespon begitu cepat deengan melakukan pemeriksaan (para terduga tersangka)," ujar Andika kepada wartawan, Senin, 1 Januari.
Proses pemeriksaan terhadap belasan oknum prajurit itu dilakukan di Detasemen Polisi Militer. Kendati demikinan, hingga saat ini belum diketahui hasil dari pemeriksaan tersebut.
"Pemeriksaan tehadap terduga tersangka di Detasemen Polisi Militer di Solo," kata Andika.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid sebelumnya menyebut aksi kekerasan atau penganiayaan terhadap seorang relawan setara dengan kepada seluruh pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut tiga.
Sebab, seluruh relawan sudah dianggap sebagai keluarga besar pendukung Ganjar-Mahfud.
"Untuk kami setiap orang pendukung Ganjar-Mahfud adalah anggota keluarga besar Ganjar-Mahfud, tindak kekerasan terhadap satu orang adalah kekerasan terhadap seluruh keluarga besar Ganjar-Mahfud. Dan kami sangat serius, kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali" ujar Arsjad.
BACA JUGA:
Tak hanya penegasan soal sikap atas aksi penganiayaan, Arsjad juga menyebut bila TPN sudah melakukan langkah-langkah untuk menghadapi permasalahan tersebut.
Satu di antaranya memberikan pendamipingan hukum kepada para korban. Kemudian, membantu keluarga korban dalam menghadapi situasi ini.
"TPN sudah bergerak dan akan terus memberi dukungan dan pendampingan hukum sampai kasus ini tuntas. TPN juga terus berkominikasi dengan keluarga korban untuk membantu meringankan situasi yang dihadapi," kata Arsjad.
Adapun, tujuh relawan Ganjar-Mahfud menjadi korban aksi pengeroyokan yang dilakukan 15 anggota TNI di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Boyolali, Jawa Tengah.