Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi insiden kericuhan masyarakat dan aparat di Jayapura saat iring-iringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe pagi tadi.

Anies mengaku prihatin atas peristiwa yang tak seharusnya terjadi di saat keadaan duka tersebut.

"Kita prihatin atas perkembangan situasi yang sedang terjadi saat ini di Jayapura. Di perjalanan tadi, kami dapat kabar bahwa Bapak PJ Gubernur, Bapak Kapolda, mengalami kekerasan sehingga harus dirawat di RS dalam prosesi pengurusan jenazah almarhum," kata Anies di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 28 Desember.

Anies mengambil hikmah dari kejadian ini. Menurutnya, pemerintah dan aparat perlu menjaga kepercayaan masyarakat dengan membuka dialog secara persuasif dalam menghadapi peristiwa tertentu.

"Kita belajar betapa pentingnya menjaga keselarasan antara kekuasaan atau kewenangan dengan rasa hormat dan kewibawaan di mata masyarakat. Karena kita tahu bila ketiganya tidak tersambungkan, maka akan ada sumbatan yang bisa meletup," ujar Anies.

"Kalau meletup dengan kekerasan makan semua akan merasakan dampak negatifnya. Kepercayaan menjadi kunci, dan menjaga kepercayaan itu adalah dengan melakukan dialog terbuka dan solusi atas apa yang sudah disepakati," lanjut dia.

Sebagaimana diketahui, iring-iringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe yang hendak dimakamkan di Jayapura, Papua pada Kamis 28 Desember pagi sempat berlangsung ricuh.

Mulanya, jenazah Lukas tiba di Bandara Sentani dan hendak dibawa ke lokasi persemayaman di Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) menggunakan kendaraan yang dikawal oleh aparat. Namun, warga menginginkan mereka bisa memikul dan mengarak jenazah Lukas.

Tuntutan masyarakat untuk mengarak jenazah Lukas akhirnya dipenuhi. Namun, saat menuju persemayaman, sejumlah warga terprovokasi hingga kericuhan tak dapat dihindarkan.

"Massa terprovokasi sehingga melakukan aksi kericuhan dengan melakukan pelemparan batu ke arah bangunan fasilitas umum dan menyasar ke aparat keamanan," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dikonfirmasi lewat pesan singkat.

Anggota DPR dapil Papua, Willem Wandik menjelaskan, bentrokan antara warga dan aparat terjadi lantaran adanya kesalahpahaman.

"Mereka mau bawa jenazah, arak arakan, masyarakat pikul, gotong royong arak arakan ke lokasi jenazah disemayamkan. Tapi dalam perjalanan itu ada aparat masuk, ada salah paham sedikti bentrok, akhirnya massa ngamuk," jelas Willem.

Aksi ricuh tersebut mengakibatkan mobil hangus terbakar, serta aebuah gedung bank milik pemerintah rusak. Tidak hanya itu, massa anarkis merusak sepeda motor yang terparkir dan mobil truk milik TNI jadi sasaran pelemparan batu hingga pecah.

Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun menjadi korban kericuhan dari massa iring-iringan jenazah Lukas. Kepalanya luka terkena lemparan batu. Saat ini, Ridwan sudah berada di fasilitas kesehatan terdekat guna mendapat perawatan medis.

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri pun turut menjadi sasaran amukan massa iring-iringan jenazah Lukas. Salah seorang dari massa iring-iringan jenazah mengayunkan benda layaknya balok kayu ke arah Mathius. Beruntung, jenderal bintang dua itu bisa dievakuasi dari kerumunan massa. Selain itu, ia disebut tak mengalami luka berarti.