Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan kontestasi pemilihan umum (pemilu) presiden dan legislatif harus memperkuat nilai-nilai keindonesiaan, bukan sebaliknya.

"Kontestasi pemilu presiden maupun pemilu legislatif diharapkan berlangsung memperkuat nilai-nilai dasar keindonesiaan," ujar Haedar Nashir dalam keterangannya dikutip ANTARA, Kamis, 28 Desember.

Haedar mengingatkan soal kegigihan para pendiri bangsa dalam membangun nilai-nilai dasar keindonesiaan. Menurutnya, para pendiri negara sangat serius menyiapkan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.

Dia mengingatkan agar para elite dan kontestan yang maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) maupun Pemilu Legislatif (Pileg)untuk mengingat kembali sejarah berdirinya Indonesia. Dengan demikian, kata dia, diharapkan dinamika politik yang terjadi di masa menuju pemilu ini benar-benar menjaga marwah bangsa.

Haedar mengaku sangat tidak ingin menyaksikan pemilu mendatang berlangsung pragmatis dan oportunistik. "Yaitu pemilu yang hanya mencari menang," ujarnya. 

Menurut Haedar, penting diperhatikan adalah apa yang dilakukan setelah menang atau terpilih nanti.

"Kita kan tidak mungkin menyerahkan nasib 200 juta lebih penduduk kepada elite yang hanya asal menang," katanya. 

 

Menurut Haedar, dalam pemilu pasti ada pemenangnya. Namun, kata dia, siapa pun yang menang itu memang memiliki kemampuan kenegarawanan.

Di sisi lain, Haedar meminta agar penyelenggara pemilu, terutama KPU dan Bawaslu bisa menjaga marwah pemilu yang bermartabat. Dia tidak menginginkan pemilu mendatang diwarnai kecurangan yang dominan.

Sementara itu Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengingatkan soal pentingnya nilai-nilai substansial dalam demokrasi.

"Jangan sampai demokrasi kita demokrasi zombie. Demokrasi yang berjalan tanpa ruh," kata Mu'ti.