JAKARTA - Mewabahnya virus corona atau COVID-19 membuat perekonomian dunia terganggu, tak terkecuali Indonesia. Perdagangan Indonesia pun mengalami penurunan hingga 30 persen selama Januari sampai Februari. Salah satu yang terdampak adalah sektor otomotif.
Pengamat otomotif Bebin Djuana menilai, target ekspor mobil yang dicanangkan pemerintah tahun ini akan sulit tercapai di tengah wabah COVID-19. Karena menurutnya, tidak hanya terhambatnya bahan baku, namun juga logistik pengiriman ke negara tujuan akan sangat tergantung dengan kondisi negara tersebut.
Bebin menjelaskan, pabrik besar di Korea Selatan pun sampai harus meliburkan karyawannya dan berhenti sementara untuk memproduksi karena kehabisan bahan baku.
"Di kita seperti apa? Anggap lah pabrik di kita masih mampu memproduksi terus. Ketika menjadi barang jadi, negara tujuannya itu seperti apa kondisinya? Kemudian logistiknya bagaimana? Logistik kan bisa kapal, pesawat. Itu terganggu enggak? Nah kalau kondisinya seperti itu, Indonesia kan tidak berdiri sendiri," tuturnya, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Jumat, 6 Maret.
Seperti diketahui, Menperin Airlangga Hartarto optimis ekspor mobil 1 juta unit di tahun 2024. Sementara di 2019, realisasi ekspor mobil utuh atau Complete Built Up (CBU) capai 332.023 unit, dan ekspor mobil dalam bentuk terurai atau Complete Knock Down (CKD) capai 511.425 set, dengan total keseluruhan mencapai 843.448.
BACA JUGA:
Namun, Bebin mengatakan, target 1 juta unit ini sangat tergantung dengan bagaiman kondisi pemulihan dunia dari COVID-19. Jika pemulihannya terjadi di pertengahan tahun 2020, ekspor mungkin masih bisa dikejar. Akan tetapi untuk dapat mencapai target dirasa cukup sulit.
"Ya mungkin saja masih bisa dikejar. Tapi apakah iya bisa mencapai 100 persen seperti yang diharapkan? Ini kan cerita tambahan. Kebetulan kita kalau berpikir secara optimis kejadian ini kan kejadian di awal tahun, artinya kita saja ini belum genap satu kuartal," jelasnya.
Bebin memprediksi, capaian ekspor mobil ditahun 2020 di tengah wabah COVID-19 ini tidak sebanyak pada tahun 2019. Namun, dia berharap, seburuk apapun kondisinya paling tidak capaian ekspor tahun ini sama dengan tahun 2019.