Bagikan:

JAKARTA - Aktivis 98 Ray Rangkuti menilai tiga pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden kurang mengoptimalkan masa kampanye dan debat Pilpres 2024.

"Di (Pilpres) 2024 ini, pemilih bukan diajak berdebat isi kepala, tetapi berdebat gaya, cara, bagaimana joget dilakukan. Sayang sekali," kata Ray dalam diskusi bertajuk 'Ilusi Pemilu dan Demokrasi: Suara Eksponen Aktivis Lintas Angkatan' di Kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat 15 Desember, disitat Antara.

Menurut Ray, dalam kampanye, para paslon presiden dan wakil presiden harus mengeluarkan gagasan terbaik untuk disampaikan kepada rakyat sebagai pemilih.

Gagasan yang dimaksud itu meliputi agenda-agenda penting untuk lima tahun mendatang apabila salah satu dari paslon itu terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

"Yang disebut dengan kampanye itu, Anda (capres-cawapres) keluarkan gagasannya seperti apa, apa yang harus dipikirkan dalam masa depan, apa yang Anda tawarkan kepada rakyat selama lima tahun," kata Ray.

Selain itu, dia juga mengimbau para capres-cawapres untuk memanfaatkan forum-forum debat yang diprakarsai oleh masyarakat, meskipun ada forum debat resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Sepanjang sejarah pemilu kita, masyarakat dengan senang hati memfasilitasi dibuatnya perdebatan-perdebatan. Sayangnya, forum debat itu tidak dioptimalkan," ujar Ray Rangkuti.

Untuk diketahui, KPU sudah menggelar debat pertama capres Pemilu 2024 di Jakarta, Selasa 12 Desember.

KPU telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Masa kampanye juga telah dijadwalkan mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.