JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani merespons sindiran capres nomor 1, Anies Baswedan yang menilai Capres nomor 2 Prabowo Subianto tidak tahan menjadi oposisi. Muzani menyebut, omongan Anies tidak memiliki sumber yang jelas.
Sebagai orang terdekat Prabowo, Muzani mengaku tak pernah mendengar Prabowo mengatakan tidak tahan berada di luar pemerintahan. Karenanya Muzani tak mengerti dasar kesimpulan mantan gubernur DKI Jakarta yang diusung Gerindra itu.
"Saya ini paling dekat dengan pak Prabowo, Pak Prabowo enggak pernah pidato seperti itu, Pak Prabowo enggak pernah ngomong seperti itu, dan saya bisa hitung kapan Pak Anies ketemu dengan pak Prabowo, ngomongnya di mana, apa segala macem, pidato di mana, enggak pernah ngomong, saya enggak pernah dengar," ujar Muzani di Sekretariat TKN Fanta HQ, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Desember.
"Jadi menurut saya, itu yang diomongin mas Anies tidak bersumber, saya enggak pernah dengar," tegas Sekjen Partai Gerindra itu.
Sebelumnya, Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menjawab balik 'serangan' Prabowo Subianto soal demokrasi. Prabowo menyebut tanpa demokrasi yang berjalan di era Presiden Jokowi, tak mungkin Anies jadi gubernur DKI tahun 2017.
“Mas Anies Mas Anies, saya berpendapat mas Anies agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tetang demokrasi, mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya ngusul bapak. Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur,” kata Prabowo dalam debat capres, Selasa, 12 Desember.
Merespons itu Anies menjawabnya dengan diplomatis. Panjang lebar Anies menyebut proses demokrasi dalam sebuah negara memang harus ada pemerintah dan oposisi.
BACA JUGA:
"Dua-duanya sama terhormat dan ketika proses pengambilan keputusan itu dilakukan. Bila ada oposisi maka selalu ada pandangan perspektif berbeda yang membuat masyarakat bisa menilai karena itu oposisi itu penting dan sama-sama terhormat," kata Anies dalam debat di Kantor KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember.
Hanya saja, tambah Anies, tak semua orang tahan untuk menjadi seorang oposisi, termasuk Prabowo Subianto.
"Sayangnya tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi seperti disampaikan Pak Prabowo. Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi, apa yang terjadi? Beliau, beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha karena itu harus berada dalam kekuasaan. Kekuasaan lebih dari soal bisnis kekuasaan lebih dari soal uang, (kekuasaan soal) kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat," papar Anies.