Bagikan:

JAKARTA - Capres Anies Baswedan usai debat capres kembali menyinggung soal etika dalam pengelolaan negara. Anies menekankan tak ada kompromi soal penyimpangan yang bisa berdampak besar bagi masyarakat.

“Ya, Alhamdulillah debat pertama berjalan dengan baik. Jadi kesempatan kepada masyarakat untuk mendengar prinsip, ideologi, cara berpikir yang diungkapkan para calon. Tentu tadi ada pertukaran pikiran, pandangan, saya perlu sampaikan bahwa negeri ini perlu dijaga dan menjunjung tinggi etika. Maka, makin kejajaran kebawah makin terjadi kerusakan, kalau dari puncak kompromi etika,” kata Anies, Selasa, 12 Desembre.

Anies menggarisbawahi soal kebebasan berpendapat dalam negara demokrasi. Publik harus melihat jelas gagasan para capres lewat debat yang baru tersaji.

“Tadi seru diskusinya, dan prinsip-prinsip dasarnya saya rasa publik bisa melihat. Tadi saya sampaikan teman-teman muda untuk membandingkan, mana yang benar-benar serius untuk mengembalikan negeri ini sebagai negeri hukum dan menjaga kebebasan pendapat ada, dan mana yang serius menjaga etika,” kata dia.

Soal tanya jawab dengan Prabowo menyoal oposisi, Anies menekankan posisi tersebut sama-sama terhormat dengan posisi koalisi dalam pemerintahan.

“Kita sampaikan jadi oposisi sama-sama terhormat. Cuma ada yang nggak tahan jadi oposisi, dan yang nggak tahan itu saya sampaikan, yang itulah berkontribusi dalam demokrasi kita,” kata dia.

Dalam debat, Anies Baswedan menjawab balik 'serangan' Prabowo Subianto soal demokrasi. Prabowo menyebut tanpa demokrasi yang berjalan di era Presiden Jokowi, tak mungkin Anies jadi gubernur DKI tahun 2017.

“Mas Anies Mas Anies, saya berpendapat mas Anies agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tetang demokrasi, mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya ngusul bapak. Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur,” kata Prabowo dalam debat capres, Selasa, 12 Desember.

Merespons itu Anies menjawabnya dengan diplomatis. Panjang lebar Anies menyebut 

proses demokrasi dalam sebuah negara memang harus ada pemerintah dan oposisi. 

"Dua-duanya sama terhormat dan ketika proses pengambilan keputusan itu dilakukan. Bila ada oposisi maka selalu ada pandangan perspektif berbeda yang membuat masyarakat bisa menilai karena itu oposisi itu penting dan sama-sama terhormat," kata Anies dalam debat di Kantor KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember.

Hanya saja, tambah Anies, tak semua orang tahan untuk menjadi seorang oposisi, termasuk Prabowo Subianto.

"Sayangnya tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi seperti disampaikan Pak Prabowo. Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi, apa yang terjadi? Beliau, beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha karena itu harus berada dalam kekuasaan. Kekuasaan lebih dari soal bisnis kekuasaan lebih dari soal uang, (kekuasaan soal) kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat," kata Anies pada sesi tanya jawab debat capres.