MEDAN - Pihak Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan menyesalkan tindakan sejumlah aparat dari Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Medan yang melakukan penggeledahan di kampus terkait temuan mayat di lantai sembilan gedung universitas.
Kekesalan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri, Kolonel Purn Susanto melalui akun Youtube, disadur VOI.ID, Kamis 14 Desember.
Sejumlah polisi yang disebut Susanto sebagai oknum, mengancam akan memasang garis polisi.
Selain itu aparat juga memerintahkan pengosongan kampus. Padahal saat itu sedang berlangsung praktikum dan ujian di kampus.
Menurut Susanto, pihak Satreskrim Polrestabes Medan tidak pernah meminta keterangan secara resmi kepada pihak kampus terkait dengan penyelidikan tersebut.
"Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi, karena pimpinan universitas tidak pernah dimintai keterangan secara resmi," kata Susanto.
Selain itu, Susanto mengungkapkan, oknum polisi tersebut memerintahkan pengosongan kampus dikarenakan masih dilakukan penyelidikan. Bahkan, polisi sempat mengancam akan memasang garis polisi di kampus hingga tentu saja akan mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa.
"Yang sangat kami sesalkan pada saat penggeledahan pada 12 Desember 2023 ada perintah untuk mengosongkan kampus padahal saat itu sudah diberikan izin untuk pemeriksaan. Dengan perintah tersebut pihak kampus sangat keberatan dan pada saat yang bersamaan sedang berlangsung proses pembelajaran kuliah praktikum dan ujian dan bahkan ada ancaman untuk mem-police line kampus, sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa dan dapat memicu keributan mahasiswa dengan polisi, " ujarnya.
Santoso pun menceritakan awal mulai pihak kepolisian dari Polrestabes Medan datang ke kampusnya. Saat itu pada Senin (11/12/2023), sejumlah oknum polisi mendatangi Universitas Prima Indonesia Medan pada malam hari mendesak untuk melakukan penggeledahan di kampus tersebut.
Pada malam itu, lanjut Susanto, tidak ada petugas yang bisa mendampingi tetapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah dan tidak didapati apa pun pada saat itu.
"Kemudian di hari berikutnya, penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai lima kadaver (mayat yang sudah dibekukan) di dalam bak kadaver pada lab anatomi.
BACA JUGA:
Kemudian kadaver tersebut dikeluarkan dari tempatnya untuk diperiksa, kemudian dikembalikan lagi ke bak kadaver," jelasnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihak Universitas Prima Indonesia meminta kepada kapolda Sumut untuk menindak oknum yang telah bertindak semena-mena di Unpri. Pihaknya juga menanyakan urgensi oknum tersebut menggeledah tanpa adanya surat perintah penggeledahan.