Bagikan:

MALANG - Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Malang terus melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus bunuh diri yang mengguncang warga Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Wahaf Efendi (38), seorang guru di sekolah dasar negeri, diduga mengajak istrinya, Sulikha (35), dan putrinya, ARE (13), untuk mengakhiri hidup bersama.

Dugaan tersebut semakin kuat setelah polisi menemukan obat nyamuk, gelas bekas obat nyamuk, dan sebilah pisau yang digunakan dalam peristiwa tersebut.

Pesan wasiat yang terpampang di kaca rias juga memperkuat kesimpulan polisi bahwa ketiga korban melakukan bunuh diri.

Polisi mencoba memerinci kronologi peristiwa ini, bagaimana ketiganya akhirnya ditemukan dalam kondisi kritis di dalam kamar yang terkunci.

Informasi dari warga menyebutkan bahwa pada Senin 11 Desember malam sebelum ditemukan tewas, Wahaf Efendi terlihat habis menunaikan salat Isya berjemaah di salah satu masjid desa. Keluarga ini juga terlihat berkumpul seperti biasanya di rumah kontrakannya yang telah ditempati selama 7 tahun.

Menurut keterangan anaknya, AKE, pada malam hari tersebut, mereka beralih ke kamar tidur masing-masing. Pukul 03.00 WIB, Wahaf menjemput ARE ke kamarnya, sementara AKE ditinggal di kamar sendiri.

Keesokan paginya, AKE mencoba memanggil orang tuanya dan adiknya berulang kali, tetapi kamar orang tuanya tetap terkunci. Merasa curiga, AKE meminta bantuan tetangganya, Galih, untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam.

Setelah berhasil membuka pintu, Galih dan warga lainnya mendapati kamar dalam kondisi gelap dengan ceceran darah di lantai. Wahaf terkapar dengan luka sayatan di pergelangan tangan kiri, sementara Sulikha dan ARE tergeletak di kasur.

Polisi yang tiba di lokasi segera mengevakuasi Wahaf ke Rumah Sakit dr Moenir Lanud Abdurrahman Saleh, Malang. Namun, akibat luka sayatan pisau yang dalam, guru SD Negeri 3 Sukun itu akhirnya meninggal.

Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan bukti berupa obat nyamuk, gelas bekas obat nyamuk, dan pisau berlumuran darah. Di kaca rias, terdapat pesan wasiat dengan spidol warna hitam yang ditujukan kepada anaknya, AKE.

"Papa, Mama, Adik pergi dulu

Nurut Uti, Kung, Tante, dan Om

Belajar yang Baik

Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak

Papa"

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah mengatakan pihaknya masih aktif melakukan penyelidikan terkait motif peristiwa ini dengan memeriksa saksi, tetangga, dan keluarga.

Tim dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang serta psikolog pendamping juga turut membantu untuk memberikan pendampingan psikologis kepada AKE.

"Masih didalami, semoga segera bisa terungkap motif dalam peristiwa ini," pungkasnya.