Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan kaget ketika mengetahui bahwa aplikasi Jakarta Kini (JAKI) langsung diretas usai dibanggakan dalam debat perdana Pilpres 2024 khusus capres.

"Masak? Serius?" ucap Anies usai debat Pilpres 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Desember malam.

Anies beranggapan, peretasan aplikasi milik Pemprov DKI ini merupakan ciri-ciri bahwa harus ada perubahan menuju kebebasan berekspresi.

"Jangan sampai ketika ada ungkapan politik, kebebasan berbicara, lalu harus berhadapan dengan rasa takut. Pemerintah harus mengusut, negara harus mengusut," ucap dia.

Sebelumnya dalam debat capres, Anies membanggakan aplikasi JAKI yang diluncurkan untuk menerima pengaduan warga atas masalah-masalah yang muncul di Jakarta.

Anies mengklaim, jajaran Pemprov DKI akan langsung menindaklanjuti laporan yang masuk pada aplikasi yang diluncurkan sejak dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Kami dulu pernah buat di Jakarta yang namanya JAKI. Ini adalah sebuah superapps yang semua layanannya ada ukurannya. Contoh, bila lapor pohon tumbang, maka kami akan berikan arahan kepada jajaran berapa jam harus beres. ketika dikatakan ada laporan tentang peristiwa X, maka berapa jam harus beres," urai Anies.

Sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam, muncul artikel dalam laman aplikasi JAKI yang ditulis oleh sang peretas anonim. Peretas atau hacker itu mengkritik bahwa sistem keamanan JAKI lemah dan tampak dibuat asal-asalan.

"Hello warga Jakarta, JAKI has been hacked," tulis peretas di aplikasi JAKI, Selasa, 12 Desember.

"Barusan JAKI di-mention di debat pilpres nih. Wah sorry to say, but aplikasi ini tampaknya tidak terlalu diurus kenyataannya, dari segi teknologi, keamanan IT-nya yang asal-asalan diurus, dan sub-sub fungsi aplikasi yang seperti dibuat kurang maksimal dan terlihat hanya seperti template agar terlihat mendongkrak kredibilitas di sektor infrastruktur IT dan digitalisasi merata di Jakarta," lanjut ungkapan si peretas.

Peretas tersebut menyadari bahwa banyak pihak yang tidak suka dengan aksinya. Namun, ia mengaku ingin membantah ucapan Anies dan menegaskan bahwa JAKI belum layak disebut sebagai terobosan teknologi.

"Bayangkan ada berapa data yang berlalu-lalang setiap harinya dan apabila seluruh data personal warga Jakarta ini terancam oleh ulah orang yang tidak bertanggung jawab," jelasnya.

Namun, sekitar pukul 22.00 WIB, artikel peretas tersebut telah terhapus di aplikasi JAKI.