Bagikan:

BANDA ACEH - Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) berupaya menempatkan semua pengungsi etnis Rohingya di Aceh di satu tempat penampungan untuk memudahkan penanganan.

Protection Associate UNHCR Indonesia Faisal Rahman mengatakan opsi tersebut muncul saat UNHCR melakukan rapat koordinasi terkait penanganan Rohingya dengan Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dan sejumlah bupati/wali kota yang menampung warga etnis Rohingya itu.

“Ada beberapa opsi yang disampaikan Pj gubernur. Kini sedang diusahakan untuk mencarikan tempat. Jadi salah satunya melihat lahan di Aceh Tamiang dan Gayo Lues. Tapi ini baru sebatas opsi sementara, perlu kita lihat dulu seperti apa,” kata Faisal dilansir ANTARA, Selasa, 12 Desember.

Atas opsi tersebut, kata dia, UNHCR dan IOM diminta untuk mengecek tempat tersebut, sekaligus menyiapkan segala kebutuhan, apabila lokasi itu memungkinkan untuk menampung para pengungsi Rohingya di Aceh.

“Sampai dengan hari ini kalau kita berhitung dari pendaratan, maka jumlah Rohingya di Aceh sekitar 1.600-an,” ujarnya.

Wacana untuk menempatkan Rohingya di satu lokasi merupakan semangat bersama antara pemerintah daerah dan UNCHR untuk memperkecil sebaran titik penampungan Rohingya di Aceh agar tersentral sehingga memudahkan penanganan.

Saat ini, lanjut dia, para pengungsi Rohingya tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Bireuen.

“Kalau ada sebarannya, tidak yang sebanyak sekarang ini, minimal satu atau dua mungkin masih memudahkan. Harapannya memang satu tempat. Ini yang sedang diusahakan melalui komunikasi dengan pemda terkait,” ujarnya.