Bagikan:

YOGYAKARTA - Ketika kita sudah memasuki dunia kerja tentunya tak hanya seputaran job desk, jenjang karier dan gaji saja, namun juga soal budaya kerja. Tahukah kalian jenis budaya kerja?

Pasalnya budaya kerja memberikan peran sebagai jalan bagi pekerja dalam menggapai tujuan sebuah perusahaan. Maka dari itu, perusahaan yang berkualitas idealnya mengasih keselarasan kepada segala aktivitas perusahaan dengan visi dan tujuan perusahaan secara berkelanjutan.

Apa Itu Budaya Kerja?

Budaya kerja merupakan nilai, ciri, serta atribut yang dipunyai sesuatu perusahaan serta dijalankan oleh tiap pekerja. Secara akumulatif, budaya kerja bakal nampak dari penerapan kepemimpinan, sikap karyawan, sarana tempat kerja, sampai kebijakan suatu perusahaan.

Oleh karenanya, budaya kerja berhubungan erat dengan keadaan kawasan kerja serta mentalitas para karyawan perusahaan yang pengaruhi suasana kerja mereka.

Dalam perihal ini, membangun budaya kerja yang positif sangat berguna buat tingkatkan nilai perusahaan, termasuk dalam menggapai tujuan perusahaan.

Budaya kerja pula dapat bermanfaat selaku pedoman ataupun ideologi perusahaan yang dapat diturunkan kepada karyawan perusahaan generasi selanjutnya.

 Jenis Budaya Kerja

Tiap perusahaan mempunyai budaya kerja yang berbeda-beda. Tetapi, dilihat dari sifat ataupun gaya perusahaan, ada 4 kategori budaya kerja. Berikut penjelasannya!

1. Adhocracy Culture

Adhocracy culture ataupun budaya adhokrasi merupakan budaya kerja yang memacu kreativitas serta perkembangan dengan menantang status quo. Budaya kerja ini menekankan inovasi serta inisiatif dan berani mengambil resiko dalam menavigasi aktivitas kerja.

Budaya adhokrasi pula menghargai karyawan perusahaan yang dapat menghasilkan inspirasi segar serta belajar dari kesalahan dengan cepat, apa pun posisinya. Budaya kerja kompetitif ini memupuk profesionalitas orang buat hasil yang bermutu. Perusahaan teknologi merupakan contoh pemeluk budaya kerja ini yang mengedepankan prinsip dinamis serta visioner.

2. Clan Culture

Klan ialah budaya kerja yang menekankan kawasan kerja yang interpersonal, kolaboratif, serta komunikatif. Budaya kerja ini bertujuan menghasilkan perusahaan serupa keluarga besar yang bahagia.

Clan culture dapat bermanfaat buat menyingkirkan jalinan vertikal sehingga membuka budaya kerja yang lebih terbuka buat berbagi inspirasi. Budaya kerja ini biasa ditemui dalam perusahaan kecil, rintisan, ataupun yang dijalankan keluarga sebab memerlukan organisasi yang lincah buat tingkatkan produktivitas.

3. Hierarchy Culture

Berkebalikan dengan clan culture, hierarchy culture menekankan konsep kawasan kerja yang lebih resmi serta terstruktur. Budaya kerja ini berfokus pada pengembangan serta pemeliharaan ketentuan, struktur, serta proses organisasi yang stabil dengan mempraktikkan sistem hierarki pada kewenangan serta manajemen.

Berkat kejelasan atas peran serta tanggung jawab, budaya kerja ini dapat mendatangkan koordinasi yang lebih efektif. Budaya kerja ini sesuai untuk karyawan perusahaan yang mendambakan kejelasan peran serta stabilitas.

4. Market Culture

Market culture merupakan tipe budaya organisasi yang sangat agresif sebab menekankan tempat kerja yang didorong target, tenggat waktu, serta kebutuhan buat memperoleh hasil. Oleh karenanya, kinerja staf dipantau secara ketat.

Market culture semacam budaya klan serta budaya adhokrasi yang menekankan fleksibilitas, namun masih memerlukan stabilitas buat senantiasa berfungsi ataupun bertahan.

Dengan orientasi pada hasil, tim kerja yang penuhi target ataupun melebihi harapan dapat jadi lingkungan kerja yang berguna untuk karyawan perusahaan.

Budaya kerja ini sesuai buat perusahaan serta pekerja ambisius yang mendambakan pengembangan professional. Contoh budaya kerja market culture yakni Amazon serta Tesla.

Jadi setelah mengetahui jenis budaya kerja, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!