JAKARTA - DPP PSI mengaku menangani serius pernyataan kadernya Ade Armando yang menyebutkan politik dinasti ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Jadi, ini masalah yang buat kami perlu ditangani sangat serius. Oleh karenanya, proses di internal partai masih terus berlangsung," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie usai mendampingi Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bersilaturahmi ke kediaman KH. Hasyim Zubair di Pondok Pesantren Nurul Cholil, Demangan Barat, Demangan, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Rabu 6 Desember, disitat Antara.
Dia pun meminta teman-teman media untuk bersabar terkait sanksi yang akan diberikan kepada Ade Armando.
"Sekali lagi kami mohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan ini hal sangat-sangat kami sayangkan. Mohon berikan kami waktu untuk melanjutkan proses secara internal dahulu," paparnya.
Ketika ditanya apakah Ade Armando akan dipecat dari PSI atau kena sanksi yang lain, Grace menjawab "Ini masih berproses yang pasti ini problem yang sangat serius yang kami tangani secara khusus".
Menurut dia, Ade Armando sendiri telah mendapatkan teguran keras dari Ketum PSI Kaesang Pangarep.
"(Untuk sanksi) masih dirapatkan, tapi sudah ada teguran keras langsung dari Mas Kaesang," kata Grace.
BACA JUGA:
Menurut dia, Ade Armando sudah membuat video pernyataan permintaan maaf yang disampaikan melalui media sosialnya.
"Bang Ade menekankan bahwa pendapat yang dilontarkannya adalah opini pribadi, bukan opini PSI. Tidak ada koordinasi sama sekali dan kami pun kaget dengan pernyataan beliau," papar Grace.
Sebelumnya, politisi PSI Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti.
Ade Armando menyebut bahwa BEM UI dan BEM UGM ironi karena sesungguhnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempraktikkan politik dinasti. Hal itu disampaikan Ade Armando lewat akun X miliknya, @adearmando61.