Sebut Capres Harus Punya Rekam Jejak, Anies: Kalau Tidak Pernah Memimpin, Apa yang Bisa Kita Harapkan?
Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 1 Anies Baswedan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (4/12/2023). (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menganjurkan masyarakat untuk memilih calon pemimpin, dalam hal ini capres-cawapres, yang memiliki rekam jejak sebagai pemimpin.

Sebab, masyarakat bisa melihat kelayakan kinerjanya berdasarkan pengalaman kepemimpinan tersebut.

Hal ini dikatakan Anies dalam menghadiri acara Desak Anies di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, saat hari kedelapan masa kampanye Pilpres 2024.

"Kalau saya boleh menganjurkan, maka saya akan pilih berdasarkan, satu, rekam jejaknya. Dia pernah memimpin tidak? Kalau tidak pernah memimpin, apa yang bisa kita harapkan besok ketika dia dapat tugas?" kata Anies, Selasa, 5 Desember.

Kemudian, jika capres-cawapres tersebut pernah memimpin, Anies menyarankan masyarakat melihat apakah upayanya meraih kepemimpinan itu terlihat sejak awal atau secara mendadak.

"Apa yang dia sudah kerjakan sejak masa kecil? Apa yang dia lakukan ketika muda? Sejak muda, dia memikirkan orang banyak atau sejak muda dia memikirkan dirinya sendiri? Buat aktivis-aktivis, maka anda sedang memikirkan orang banyak dari masa muda," tuturnya.

Selanjutnya, Anies meminta masyarakat untuk melihat gagasan capres-cawapres yang dibawa dalam kontestasi politik saat ini. Menurut Anies, gagasan calon pemimpin harus sesuai dengan ideologi yang mereka pegang.

"Jadi, tanya, sudah punya gagasan, enggak, sejak muda? Kalau tidak ada, berarti dia tidak bawa gagasan. Berarti dia tidak membawa bersenyawa dengan gagasan. Apa yang kita harapkan besok kalau kemarin tidak membawa?" urai Anies.

Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga merespons pertanyaan warga soal memilih capres-cawapres di Pemilu 2024 hanya karena sosok yang menggemaskan.

Menurut dia, semua masyarakat bebas untuk menentukan siapa capres-cawapres yang dipilihnya saat hari pencoblosan.

"Emang boleh (pilih pemimpin karena menggemaskan)? Boleh enggak, tuh? Bebas! Anda mau pilih karena keriting, karena warna matanya, boleh. Karena warna kulitnya, boleh. karena apapun juga, boleh," sebutnya.

Dalam sistem demokrasi di Indonesia, Anies menegaskan bahwa semua masyarakat berhak untuk memilih siapapun. Begitu juga semua capres-cawapres berhak dipilih oleh siapapun.

"Jadi, republik ini itu tidak ada larangan untuk dicalonkan dan tidak ada larangan untuk memilih alasan dalam memilih pasangan atau calon. Jadi, enggak ada larangan sama sekali," imbuh Anies.