Bagikan:

JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengaku punya strategi untuk merebut ceruk suara pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di wilayah bagian timur Indonesia, khususnya Papua.

Diketahui, Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin mendapat suara 3.021.713 dari total 3.333.065 suara sah di Papua pada Pilpres 2019. Sementara kubu lawannya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mendapat 311.352 suara dari hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kalau strategi tunggu tanggal mainnya," kata Arsjad kepada wartawan di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa, 28 November.

Arsjad yakin jika seluruh langkah pemenangan di wilayah itu dilakukan, maka ceruk suara tersebut bisa direbut. Ganjar-Mahfud tak gentar ada anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2024.

Apalagi, pasangan nomor urut tiga ini bakal fokus turun ke tengah masyarakat selama masa kampanye. "Nanti bakal kelihatan pada waktunya, 14 Februari bagaimana rakyat Indonesia tersentu oleh yang namanya Mas Ganjar dan Prof Mahfud," tegasnya.

Melengkapi pernyataan Arsjad, Anggota Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid mengatakan komunikasi bakal terus dilakukan keduanya. Pendekatan melalui dialog untuk merangkul masyarakat di Papua akan diutamakan.

"Jadi di Papua kita selama ini tahu bahwa masih banyak terjadi lingkaran kekerasan yang harus diputus dan itu hanya bisa diputus ketika ada pendekatan yang merangkul bukan memukul. Ada pendekatan yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama berdialog untuk kebaikan semua," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadwalkan kampanye akan dimulai pada 28 November 2023 hingga 10 Januari 2024 atau selama 75 hari. Ganjar mengawali tahapan ini dengan mendatangi Papua sementara Mahfud ke Aceh.

Dalam kampanyenya di Papua, Ganjar menyampaikan rencana program kerja 'satu desa satu puskesmas' di Balai Kampung Waninggap Nango, Merauke. Harapannya masyarakat bisa gampang berobat nantinya karena dia melihat sulitnya warga Kampung Kondo mengakses fasilitas kesehatan.

"Fasilitas kesehatan menjadi begitu penting, satu desa setidaknya ada satu Puskesmas Pembantu. Fasilitas kesehatan dengan satu paket, syukur-syukur satu dokter, maka itu akan mampu menyelesaikan persoalan transportasi dan konektivitas yang bisa membikin kemudahan bagi warga berobat," kata Ganjar dilansir ANTARA, Selasa, 28 November.