Bagikan:

JAKARTA - Ramai pro-kontra nyamuk Wolbachia di Bali. Sebagian masyarakat Bali menolak pelepasan nyamuk Wolbachia dengan menandatangani petisi secara online. Dan sebagian lagi masyarakat Bali menyetujui program pelepasan nyamuk Wolbachia ini untuk menekan penyebaran kasus DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Wayan Widia mengatakan jika terjadi penundaan program penyebaran 200 juta telur nyamuk Wolbachia di Bali pada tanggal 13 November lalu akibat adanya pro-kontra di masyarakat setempat.

Diketahui sebanyak 1650 orang menandatangani petisi penolakan pelepasan nyamuk tersebut karena ada isu yang beredar jika virus dari nyamuk Wolbachia itu akan memunculkan pandemic baru di masa mendatang. Namun, dr. Riris Andono Ahmad salah satu peneliti World Mosquito Program mengatakan jika nyamuk Wolbachia ini bisa menurunkan penyebaran virus DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti. Dan sudah terbukti di Yogyakarta yang sekarang hanya memiliki 67 kasus DBD yang semula dari ratusan ribu kasus.

Wolbachia sendiri sudah melalui proses penelitian yang cukup Panjang, yakni sejak tahun 2011. Cara kerja nyamuk Wolbachia dalam mengurangi penyebaran kasus DBD adalah melalui perkawinan dengan nyamuk aedes aegypti. Perkawinan nyamuk Wolbachia jantan dengan nyamuk aedes aegypti betina akan menyebabkan virus dengue pada nyamuk aedes aegypti akan terblok. Namun jika sebaliknya, maka seluruh telur yang dihasilkan oleh nyamuk betina aedes aegypti akan mengandung Wolbachia.

Kemenkes mengungkapkan jika teknologi Wolbachia dalam menurunkan kasus DBD sudah terbukti di sembilan negara, yaitu Brazil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. dr. Riris juga menerangkan jika manusia yang terpapar gigitan nyamuk Wolbachia tidak menunjukkan respons kekebalan terhadap bakteri Wolbachia.

Karena bakteri Wolbachia hidup di dalam sel dan yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah cairan ludahnya bukan sel. Sudah dibuktikan juga melalui penelitian rutin dengan cara mengambil sampel darah warga untuk mengecek antibodi mereka. Dan hasilnya tidak ditemukan adanya antibodi Wolbachia. Simak videonya berikut ini.