Survei Median: Elektabilitas Risma Belum Bisa Saingi Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (DOK. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Media Survei Indonesia (Median) merilis hasil survei bertajuk 'Persaingan Ketat Kursi Gubernur DKI Jakarta'.

Meski Pilkada DKI Jakarta belum diketahui akan dilangsungkan pada 2022 atau 2024 namun elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum dapat terkejar oleh mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjadi Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Survei Median dilaksanakan pada 31 Januari hingga 3 Februari dengan responden sebanyak 400 orang yang merupakan warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan dengan margin of error kurang dari 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan sampel dipilih menggunakan multistage random sampling dan proporsional atas populasi.

"Kalau secara head to head, elektabilitas Anies Baswedan itu di angka 45 persen versus Tri Rismaharini di angka 36 persen. Selisihnya sembilan persen," kata Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurahman saat memaparkan hasil survei yang dilakukannya, Senin, 15 Februari.

Meski elektabilitas Anies masih unggul namun nama Risma sangat mungkin bersaing nantinya. Apalagi, berkaca dari survei terdahulu yang pernah dilakukan Median, selisih angka elektabilitas yang berada di bawah 10 persen sangat rawan.

Faktor lainnya, adalah elektabilitas Risma saat ini cenderung naik secara signifikan. Sebab, pada survei Juli 2020 lalu, elektabilitas Ketua DPP PDIP ini berada di kisaran angka 4,2 persen. 

"Dan ini kalau diteruskan, dilanjutkan dengan aktivitas beliau yang dilakukan di DKI Jakarta ini akan mengancam elektabilitas Anies Baswedan," ungkapnya.

Sedangkan tren elektabilitas tiga besar, nama Anies juga berada di posisi pertama mencapai 42,5 persen. Sementara di posisi kedua terdapat nama Risma dengan 23,5 persen, dan di posisi ketiga terdapat nama Sandiaga Uno yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan 5,5 persen.

Masuknya nama Anies ke dalam tiga besar elektabilitas karena 18,6 persen responden menganggap dia memiliki kinerja yang bagus; 11,9 persen menganggap dia relijius dan pro Islam; 5,2 persen menilai Anies mampu membawa perubahan; 3,1 persen menganggap dia mampu melanjutkan program; dan 3,1 persen menilai dia peduli dan dermawan.

Risma masuk ke dalam tiga besar elektabilitas karena 14,9 persen responden menganggap dia memiliki kinerja yang bagus; 11,7 persen memilih karena dirinya kerap blusukan; 8,5 persen responden menilai dirinya cepat tanggap; 7,4 persen responden mengatakan Risma adalah sosok yang tegas; dan 7,4 persen menilai dia peduli dan dermawan.

"Artinya, apa yang Risma lakukan di DKI Jakarta setelah dia ditunjuk sebagai Mensos kemudian turun ke lapangan, blusukan itu berefek pada elektabilitas beliau," ungkapnya.

"Jadi inilah PR bagi Anies kalau beliau ingin menaikan elektabilitasnya, dia harus fokus di sini (blusukan, red)," imbuh Ade.

Sementara Sandiaga Uno dipilih karena sebanyak 22,8 persen responden menilai dia sebagai pengusaha; 9,1 persen menilai dia sosok muda; 9,1 persen responden percaya dia dapat membuka lapangan kerja; 4,5 persen responden menilai dia peduli dan dermawan; dan 4,5 persen dia populer.

Survei ini juga mencatat, dalam pilihan top of mind atau pertanyaan terbuka secara spontan kepada responden tanpa menunjukkan nama terdapat sejumlah tokoh yang disebut pantas menjadi Gubernur DKI Jakarta. Selain nama Anies dan Risma, beberapa tokoh tersebut adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Triwaksana, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, artis Baim Wong, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, dan anggota DPR RI Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

Sedangkan untuk tokoh yang dianggap tepat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta adalah Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria, Tri Rismaharini, Djarot Saiful Hidayat, Ganjar Pranowo, Abraham Lunggana, artis Rafi Ahmad, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, Ridwan Kamil, dan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha.