Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyinggung mengenai pentingnya fasilitas pembebasan bea masuk atau Generalized System of Preferences (GSP) bagi ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat.

"Ini penting bagi rantai pasok dan kurangi ketergantungan Amerika Serikat terhadap impor RRT (Tiongkok), mohon dukungan Presiden Biden untuk terus dorong Kongres AS percepat pengesahan GSP," kata Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Senin (13/11) waktu setempat, sebagaimana keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden dikutip ANTARA, Selasa, 14 November.

Jokowi menilai perpanjangan fasilitas GSP dari AS kepada Indonesia merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perdagangan antarkedua negara.

Perdagangan merupakan salah satu sektor yang akan mendapat manfaat dari peningkatan status kemitraan Indonesia-AS menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif (Comprehensive Strategic Partnership/CSP).

"Saya senang, kita telah sepakat untuk tingkatkan status kemitraan menjadi Comprehensive Strategic Partnership dan penting untuk pastikan CSP Indonesia dan Amerika Serikat bermanfaat bagi rakyat dan berkontribusi bagi kawasan dan dunia," ucap Jokowi kepada Biden.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan kembali mengenai pentingnya akses pasar yang lebih luas dan inklusif melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan negara berkembang.

"Saya harap IPEF dapat mengakomodir kepentingan negara berkembang termasuk pemanfaatan subsidi hijau dari Inflation Reduction Act," kata dia.

Selanjutnya, dalam hal kerja sama investasi dan pembangunan, Presiden Jokowi menyambut baik minat para investor dari Amerika Serikat dalam pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN).

Jokowi pun mendorong agar para investor juga dapat membantu mendorong realisasi sejumlah proyek strategis Indonesia lainnya.

"Saya sambut baik minat investor Amerika Serikat untuk kembangkan IKN Nusantara dan saya ingin dorong realisasi proyek strategis. Investasi kilang petrokimia di Jawa Barat, pengembangan carbon capture storage di Laut Jawa, pengolahan nikel baterai EV, dan operasional smelter di Sulawesi Selatan dan Gresik, serta pembangunan panel dan modul surya di Batang," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga turut mengapresiasi pencabutan sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela karena hal tersebut dapat mengoperasikan kembali perusahaan afiliasi Pertamina di Venezuela.

"Memungkinkan Pertamina melalui perusahaan afiliasinya di Venezuela, Maurel et Prom, untuk kembali beroperasi," kata Jokowi.