Joe Biden Undang Jokowi ke Washington pada November
Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di lokasi persemaian dan penanaman pohon mangrove Tahura Ngurah Rai pada hari kedua KTT G20 Indonesia di Denpasar, Bali, Rabu (16/11/2022)/DOK VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengundang Presiden Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi untuk berkunjung ke Washington pada November ini, kata Gedung Putih.

Biden dan Jokowi bertemu di sela-sela KTT G20 di New Delhi, India, akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Biden mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi atas kepemimpinannya saat Indonesia mengetuai ASEAN tahun ini.

"Presiden Biden menantikan kedatangan Presiden Jokowi di Washington untuk pertemuan bilateral di Gedung Putih pada November ini, dan juga menantikan kedatangan Presiden Jokowi di San Francisco dalam Pertemuan Para Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC)," kata Gedung Putih dilansir ANTARA, Senin, 11 September.

Biden absen dalam KTT ASEAN 2023 di Jakarta pekan lalu, dan mengutus Wakil Presiden Kamala Harris untuk menghadiri forum tiga hari itu.

Amerika Serikat adalah salah satu mitra dialog ASEAN, bersama dengan China, India, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

AS akan memimpin Pekan Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC atau APEC Economic Leaders’ Week pada 15-17 November di San Francisco, California.

APEC adalah forum kerja sama antara ekonomi-ekonomi lingkar Samudera Pasifik yang berdiri pada 1989. APEC bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan Asia Pasifik, salah satunya dengan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka.

APEC beranggotakan 21 negara dan wilayah, meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, AS, dan Vietnam.

Ke-21  anggota APEC itu mengambil porsi 40 persen dari populasi global dan hampir 50 persen dari total perdagangan global.