Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan banyak pasien gangguan jiwa terlambat mendapatkan penanganan dan pengobatan karena penyangkalan dari anggota keluarga.

"Masih adanya penolakan masyarakat kalau ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau penyangkalan sehingga pasien terlambat mendapatkan pengobatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikutip ANTARA, Selasa, 14 November.

Dia mengatakan banyak juga pasien yang pada awalnya mengalami gangguan mental emosional, stres, dan ansietas hingga gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia yang pada awalnya tidak terdeteksi secara dini sehingga terlambat mendapatkan pengobatan.

"Awalnya penanganan stres, ansietas yang tidak tertangani dengan baik atau tidak terdeteksi secara dini, tidak paham terkait gangguan jiwa mana yang sudah harus mendapatkan pertolongan mana yang sudah harus diobati," ujarnya.

Saat ini, Kemenkes juga tengah meningkatkan layanan puskesmas dengan mengikuti siklus usia kehidupan bukan berdasarkan keluhan.

Dia mencontohkan remaja dengan usia produktif saat ini bisa melakukan tes kesehatan jiwa atau konseling.

Selain itu, Kemenkes menjalankan kegiatan ke sekolah menegah pertama (SMP) dan sekolah menegah atas (SMA) untuk melakukan penjaringan deteksi kesehatan jiwa.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, satu di antara delapan orang mengalami gangguan jiwa.

Dia mengatakan target pada 2023 terdapat 31 juta masyarakat yang dapat di-skrining kesehatan jiwa, tercatat hingga saat ini 6,8 juta orang yang di-skrining dan 406.314 orang dinyatakan mengalami gangguan jiwa.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan satu di antara 10 orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Dia mengatakan gangguan kesehatan jiwa saat ini menjadi sorotan dunia. Jika dibandingkan, satu di antara delapan orang dunia atau sekitar 910 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Dia mengategorikan gangguan kesehatan jiwa menjadi tiga jenis, yakni anxiety yang ditandai dengan perasaan resah dan tidak tenang, depresi, dan pada tahap akhir menjadi skizofrenia.