Blusukan Bareng Istri, Kaesang Harapkan Pasar ‘Pajak’ Tradisional di Medan Lebih Modern

MEDAN - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep berharap pasar tradisional--yang biasa disebut Pajak di Medan-- seperti Pasar Sei Kambing, Kota Medan, Sumatera Utara menjadi lebih modern lagi kondisinya.

"Bagaimanapun harus diperbaiki jauh lebih modern, sudah baik tapi harus jauh lebih baik," kata Kaesang usai blusukan di Pasar Sei Kambing dilansir ANTARA, Senin, 13 November.

Blusukan di Pasar Sei Kambing merupakan rangkaian safari politik Kaesang bersama rombongan DPP PSI di Medan.

Kaesang yang didampingi istri Erina Gudono menyapa sejumlah pedagang dan warga yang berbelanja di Pasar Sei Kambing.

Kedua pasangan suami istri tersebut membeli sejumlah dagangan milik pedagang, seperti kopi sidikalang, jepit rambut, bahkan borong jeruk berastagi, dan markisa.

Saat ditanya apa alasannya menyambangi pasar-pasar tradisional, putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut menyebut sedang ingin minum es jeruk di Medan.

"Semalam dibikinin es jeruk sama Mbak Iyang (Kahiyang-red), jadi saya pengen beli," kata Kaesang.

Kedatangan Kaesang di pasar disambut antusias warga dan pedagang, beberapa ada yang memanggil agar singgah dan belanja di kiosnya.

Beberapa warga dan pedagang juga mengajak berswafoto bersama.

Beberapa warga juga ada yang salah mengenali Kaesang dengan panggilan Gibran. Selain ke Pasar Sei Kambing, Kaesang juga blusukan di Pasar Panjus Padang Bulan Medan.

Kaesang melakukan safari politik di Medan 12-13 November 2023, selain blusukan di pasar, juga melakukan konsolidasi kader, hingga bertemu dengan berbagai komunitas, influencer dan content creator, kelompok antar-agama dan etnis di Medan.

Tujuan kunjungan itu, untuk memenangkan PSI dan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pemilu 2024. 

Sejak menjabat sebagai Ketua Umum PSI, Kaesang gencar melakukan safari politik ke sejumlah daerah di Tanah Air.

Sebelum ke Medan, Kaesang juga melakukan safari politik di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Manado, Sulawesi Utara, Bandung, Jawa Barat, beberapa daerah di Jawa dan Jakarta.