Bagikan:

JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, Amerika Serikat tidak  ingin pertempuran bersenjata terjadi di rumah sakit di Jalur Gaza, Palestina, dengan hal tersebut telah disampaikan kepada pihak Israel.

"Amerika Serikat tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit, di mana orang-orang yang tidak bersalah, pasien yang menerima perawatan medis, terjebak dalam baku tembak dan kami telah melakukan konsultasi aktif dengan Israel Defense Forces (IDF) mengenai hal ini," terang Sullivan kepada CBS News dalam acara "Face the Nation", melansir Reuters 13 November.

Sebelumnya, tentara Israel mengatakan pihaknya siap mengevakuasi bayi-bayi dari rumah sakit terbesar di Gaza, namun para pejabat Palestina mengatakan orang-orang masih terjebak di dalamnya, dengan dua bayi baru lahir tewas dan puluhan lainnya berisiko mengalami pemadaman listrik di tengah pertempuran sengit yang terjadi di wilayah kantong tersebut.

Rumah sakit terbesar Al-Shifa dan rumah sakit lain di Gaza utara, yang menjadi fokus perang Israel selama sebulan untuk memusnahkan Hamas dan membebaskan sandera yang ditahan oleh militan, hampir tidak mampu merawat pasien. Semakin banyak orang terluka setiap hari akibat pemboman sengit Israel.

Sullivan mengatakan, informasi sumber terbuka menunjukkan "Hamas menggunakan rumah sakit seperti halnya mereka menggunakan banyak fasilitas sipil lainnya, untuk komando dan kontrol, untuk penyimpanan senjata, untuk menampung para pejuangnya, sesuatu yang merupakan pelanggaran terhadap hukum perang."

Lebih lanjut, Sullivan juga mengatakan Negeri Pam Sam terus berupaya mengevakuasi warganya keluar dari Jalur Gaza.

"Gerbangnya telah dibuka dan ditutup. Daftarnya sudah mencakup warga Amerika pada beberapa hari dan bukan pada hari-hari lainnya. Namun intinya adalah, hari ini gerbangnya dibuka. Kami akan memindahkan warga negara Amerika dan anggota keluarga mereka keluar," tandasnya.