KALBAR - Sebanyak lima desa di Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), dilanda banjir dan tanah longsor. Imbasnya satu unit jembatan di Desa Segitak hanyut terbawa air.
"Banjir dan tanah longsor karena intensitas hujan deras mengakibatkan sejumlah sungai meluap dan terjadi tanah longsor serta satu unit jembatan di Segitak hanyut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan, Kamis 9 November, disitat Antara.
Gunawan menjelaskan, lima desa kebanjiran yaitu, Desa Temuyuk, Pantas Bersatu, Nanga Payang, Bakung Permai dan Desa Segitak. Banjir melanda sejak pukul 04.00 WIB, Kamis 9 November.
Menurut dia, salah satu jembatan penghubung di Desa Segitak hanyut terbawa arus air dan juga menggenangi jalan nasional di Desa Temuyuk, Kecamatan Bunut Hulu.
Gunawan bilang, di Desa Temuyuk terdapat 370 Kepala Keluarga dengan jumlah 1.100 jiwa terdampak banjir termasuk rumah ibadah, kantor desa dan gedung sekolah.
Kondisi debit air masih naik dengan kedalaman rata-rata 250 centimeter dari permukaan tanah dan merendam kurang lebih sepanjang 800 meter ruas jalan setempat.
Kemudian di Desa Pantas Bersatu terdapat enam kepala keluarga dengan 20 jiwa terdampak banjir, namun kondisi banjir saat ini berangsur surut.
BACA JUGA:
Selain itu, di Desa Bakung Permai 120 kepala keluarga dengan 345 jiwa terdampak banjir, dengan kondisi debit air masih naik.
Selanjutnya, Desa Nanga Payang terdapat 112 kepala keluarga dengan jumlah 330 jiwa terdampak banjir, kedalaman 250 centimeter dari permukaan tanah dengan kondisi debit air masih naik.
Sedangkan, di Desa Segitak terdapat 142 kepala keluarga dengan jumlah 433 jiwa dan menyebabkan satu jembatan hanyut terbawa arus.
Untuk itu, kata Gunawan, pihaknya (BPBD) akan turun langsung ke lokasi bencana untuk melakukan koordinasi dengan kepala desa untuk pelaporan kejadian untuk kebijakan penanganan yang terdampak banjir.
Dia pun mengimbau agar masyarakat selalu waspada dengan kondisi cuaca akhir-akhir ini cukup ekstrem.
"Yang perlu diwaspadai bencana alam, banjir, tanah longsor dan angin kencang atau angin puting beliung yang bisa saja terjadi kapanpun," ujar Gunawan.