Puji Kerja Sama Teknologi Tinggi, Presiden Putin: Rusia dan China Tidak Membangun Aliansi Militer
Presiden Putin bersama Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Tiongkok Jenderal Zhang Youxia dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. (TASS/Sergei Bobylev via Kremlin)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin pada Hari Rabu memuji apa yang dia gambarkan sebagai kerja sama militer teknologi tinggi yang penting antara Rusia dan China, namun menyebut kedua negara tidak membangun aliansi seperti zaman Perang Dingin.

Itu disampaikan Presiden Putin saat menerima Wakil Ketua Komisi Militer Pusat China Jenderal Zhang Youxia, didampingi oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

"Rusia dan Tiongkok tidak membangun aliansi militer apa pun seperti Perang Dingin," kata Putin kepada Jenderal Zhang di kediamannya di Novo-Ogaryovo di luar Moskow, menambahkan hubungan Rusia-Tiongkok adalah kekuatan yang menstabilkan dunia, dilansir dari Reuters 9 November.

Lebih lanjut Presiden Putin mengatakan, kerja sama militer antara Moskow dan Beijing meningkat, terfokus pada bidang teknologi tinggi yang akan menjamin keamanan strategis.

"Tentu saja, kerja sama kami, kontak kami di bidang militer dan teknis militer juga menjadi semakin penting, sedangkan untuk kerja sama teknis militer, di sini, tentu saja, pekerjaan kami di bidang teknologi tinggi adalah yang utama," jelas Presiden Putin.

"Maksud saya ruang angkasa, termasuk pengelompokan orbit tinggi, maksud saya juga senjata modern dan menjanjikan yang tentunya akan menjamin keamanan strategis Rusia dan Republik Rakyat Tiongkok," urainya.

Sementara itu, Jenderal Zhang mengatakan kepada Presiden Putin, China menghormati Rusia karena kemampuannya menahan sanksi paling ketat yang dijatuhkan Barat terhadap negara-negara besar.

"Federasi Rusia, di bawah kepemimpinan Anda, dengan keras kepala menghadapi sanksi Barat, yang menunjukkan bahwa tidak ada kesulitan yang membengkokkan Anda dan Rusia," ujar Jenderal Zhang.

"Untuk ini, pihak Tiongkok menyatakan rasa hormatnya kepada Anda," pujinya.

Ia menambahkan, delegasinya datang untuk melaksanakan perjanjian penting dan lebih memperkuat kerja sama militer bilateral kedua negara.

Diketahui, Tiongkok dan Rusia mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" pada Februari 2022, Presiden Putin berkunjung ke Beijing, beberapa hari sebelum pecah perang Rusia-Ukraina.

Amerika Serikat menganggap Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesarnya.

Presiden Putin menuduh Amerika Serikat memicu ketegangan di Asia-Pasifik dengan mencoba membentuk aliansi militer, mengacu pada aliansi keamanan "AUKUS" yang terdiri dari Amerika, Australia dan Inggris.