JAKARTA - Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Eropa Raya mengutuk keras serangan udara yang dilancarkan Israel ke sejumlah objek penting seperti rumah sakit (RS) dan yang terbaru kamp pengungsi terbesar Jabalia di Gaza, Palestina.
“KAHMI Eropa Raya mengutuk keras serangan udara Israel yang menargetkan objek penting termasuk warga sipil, anak-anak, rumah sakit, tenaga medis, dan kamp pengungsian,” ujar Ketua KAHMI Eropa Raya Choirul Anam dalam rilis yang diterima, Kamis 2 November, disitat Antara.
"Dalam perang, militer lawan militer, bukan militer lawan anak-anak, dan ada aturan perang yang tetap harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar," sambung Anam
Menurutnya, situasi di Gaza semakin mengkhawatirkan ketika serangan udara Israel menargetkan rumah sakit, kamp pengungsian, dan bahkan membunuh anak-anak, yang menurutnya merupakan pembantaian.
Anam juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap anak-anak dan warga sipil yang terjebak dalam konflik tersebut.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, KAHMI Eropa Raya yang merupakan organisasi alumni HMI di luar negeri juga menerima laporan sementara bahwa sekitar 195 orang tewas dan 777 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di kamp Jabalia dan 120 orang masih hilang dan diduga berada di bawah reruntuhan bangunan.
Sementara itu beberapa bantuan kemanusiaan internasional bahkan tidak dibolehkan memasuki zona krisis pengungsian karena eskalasi perang yang meningkat.
Untuk itu KAHMI Eropa Raya mengajak semua pihak untuk mengecam tindakan Israel.
“Saya mengucapkan terima kasih atas ketegasan Pemerintah Indonesia melalui Menlu di forum PBB. Kami juga mendesak PBB bersikap tegas terhadap arogansi militer Israel dan menghentikan peperangan yang melanggar HAM,” pungkasnya.