Bagikan:

DIY - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengungkapkan, dari 438 desa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebanyak 301 desa berada dalam zona rawan bencana.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andi Aryanto meminta masyarakat yang tinggal di zona rawan bencana di DIY meningkatkan kesiapsiagaan memasuki masa pancaroba.

"Harapannya saat terjadi bencana, warga di desa-desa ini bisa melakukan penanganan secara mandiri," kata dia di Yogyakarta, Kamis, 2 November, disitat Antara.

Lilik menuturkan, cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir serta angin kencang berpotensi terjadi selama masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Dengan demikian, sejumlah potensi bencana akibat dampak cuaca ekstrem itu perlu diantisipasi seluruh warga di DIY, utamanya yang tinggal di 301 desa tersebut.

"Kami meminta kesiapsiagaan ditingkatkan mulai dari memangkas pohon yang rimbun, mengecek atap rumah, khususnya yang berbahan seng, serta memastikan selokan atau saluran irigasi tidak tersumbat," ujar Lilik.

Menurut dia, 301 desa rawan bencana itu tersebar di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Sleman, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta dengan potensi kerawanan bencana meliputi tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, serta erupsi Gunung Merapi.

Lilik mengatakan ratusan desa di zona rawan bencana tersebut sudah menjadi desa tangguh bencana, sehingga warganya telah memperoleh edukasi serta pemahaman mengenai pengurangan risiko bencana.

Hingga 2023, menurut dia, sudah terbentuk sebanyak 332 desa tangguh bencana di DIY.

"Di desa tangguh bencana ini kami juga sudah berikan alat-alat seperti angkong, gergaji, serta perlengkapan lain sehingga kalau ada kejdian-kejadian skala kecil harapannya bisa diselesaikan di tingkat desa," kata dia.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menuturkan saat ini DIY telah memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke hujan.

Awal musim hujan di DIY, kata dia, diprakirakan pada dasarian atau sepuluh hari pertama November 2023 dimulai dari Kabupaten Kulon Progo bagian utara.

Menurut Reni, awal musim hujan di DIY pada tahun ini mengalami kemuduran dua hingga tiga dasarian dari normalnya jika dibandingkan musim hujan selama 30 tahun sejak 1991 hingga 2020.

"Puncak musim hujan di DIY diprakirakan terjadi pada Februari 2024," tandasnya.