YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan kepada jajarannya bahwa menjadi seorang birokrat bukan sekadar pekerja kantoran tetapi harus mampu menjadi sumber keteladanan.
"Menjadi seorang birokrat bukanlah sekadar pekerjaan, tetapi adalah profesi yang menjadi lahan pengabdian. Juga bukan sekadar pekerja kantoran, tetapi adalah mata air keteladanan," kata Sultan saat melantik tujuh pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemda DIY di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, dilansir ANTARA, Rabu, 1 November.
Sultan mengatakan para pejabat yang dilantik sebagai seorang manajer telah memiliki 'job' deskripsi dan tupoksi yang jelas.
Sementara, sebagai seorang pemimpin, mereka harus mengembangkan kapabilitas pribadi guna meningkatkan kapasitas dan kinerja satuan organisasi yang dipimpinnya.
Setiap jabatan yang diduduki oleh pejabat pratama terlantik, kata Sultan, hendaknya diibaratkan sebagai "kursi panas", di mana sejumlah persoalan yang belum terselesaikan menjadi tantangan ke depan.
"Itu semua adalah kerja besar yang diamanahkan rakyat untuk merealisasikan keistimewaan DIY," kata Ngarsa Dalem sapaan Sultan HB X.
BACA JUGA:
Sultan menegaskan setiap kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dituntut bertipe "work leader" dan menjadi "role model" bagi bawahan.
"Semua itu agar mereka termotivasi untuk berpikir cerdas, bergerak cepat, dan bekerja giat dengan pelaksanaan program yang tepat waktu, tepat biaya, dan tepat sasaran," kata Sri Sultan.
Kepada para kepala OPD yang dilantik, Sultan berharap melakukan pengenalan program internal, mengenalkan diri kepada pemangku kepentingan masing-masing tentang layanan, dan program yang akan digulirkannya.
Dalam pengabdiannya, Sultan meminta mereka menanamkan prinsip "good governance" dan nilai-nilai integritas sebagai "DNA" utamanya.