Bagikan:

JAKARTA – Pengamat politik dari UGM, Riza Noer Arfani menilai status Gibran Rakabuming Raka di PDI Perjuangan yang belum jelas dinilai sebagai bagian dari strategi parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri. Sebab, PDIP belum memecat Gibran dan hanya menunggu putra Presiden Jokowi itu mengembalikan KTA partai.

“Saya kira ini sangat berkaitan dengan strategi PDIP untuk menempatkan orang-orang yang bahwa ini berkaitan dengan strukturasi atau peredaran elite,” ujar Riza, Minggu 29 Oktober.

Menurut dia, Gibran masih dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari PDIP. Apalagi, hal ini berkaitan dengan status Jokowi yang masih menjabat sebagai presiden hingga Oktober 2024. Karena itu, memecat Gibran akan menjadi pertaruhan bagi PDIP, meski apapun masih bisa terjadi.

“Saya kira PDIP masih menganggap Gibran bagian yang tidak terpisahkan dari elite PDIP, dan mungkin juga PDIP masih menganggap Pak Jokowi sebagai elite PDIP,” tambah Riza.

Dosen Fisipol UGM ini menilai bahwa kondisi politik di Indonesia seperti permainan catur. Sebab, dalam konteks manuver Gibran, ketum-ketum parpol saat ini tidak memiliki power dan dominan seperti di masa lalu. Dengan demikian, terkesan ada kekuatan lebih besar yang menggerakkan ketum-ketum parpol di Indonesia saat ini.

“Kalau kita lihat politik sekarang, politik kita sudah kayak papan catur. Pertanyaan siapa yang menggerakkan, membentur-benturkan ketua-ketua parpol sehingga agak kurang berdaya. Nampaknya di atas podium berdaya tapi sebenarnya dari segi keputusan politik tidak selalu bermakna,” tutup Riza.