Bagikan:

LEBAK - Tanaman padi seluas 34 hektare di Kabupaten Lebak, Banten dipastikan gagal panen setelah minimnya pengairan imbas kemarau panjang yang terjadi.

"Kami mencatat 35 hektare tanaman padi berusia antara 50-80 hari setelah tanam mati dan gagal panen," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat, 27 Oktober. 

Petani yang mengalami gagal panen itu, lanjur dia, sudah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan bantuan sarana produksi sehingga dapat meringankan beban ekonomi mereka.

Penyaluran bantuan itu di antaranya benih gabah sebanyak 25 kilogram per hektare juga pompa pantek untuk pengairan dan bantuan lainnya.

Kemungkinan besar petani yang terdampak cuaca El Nino tersebut bisa melakukan gerakan tanam pada November 2023 menyusul tibanya musim hujan sesuai laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kami berharap petani bisa melakukan gerakan percepatan tanam guna meningkatkan produktivitas pangan dan peningkatan ekonomi petani," kata Deni.

Menurut dia, dari 35 hektare tanaman padi yang gagal panen dipastikan petani mengalami kerugian hingga Rp350 juta karena biasa produksi rata-rata Rp10 juta per hektare.

Pemerintah tentu akan memberikan bantuan kepada mereka agar bisa menutupi biaya kerugian dengan melakukan gerakan percepatan tanam.

Petugas penyuluh lapangan sudah melakukan identifikasi di lokasi-lokasi yang terdampak gagal panen dengan memasang pompa pantek untuk memenuhi ketersediaan pasokan air.

"Kami minta petani bisa melakukan percepatan tanam saat musim hujan itu," kata Deni menambahkan.

Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan petani di wilayahnya gagal panen. Jika didasarkan perhitungan, seharusnya pada November bisa dipanen.

"Kami menyambut baik adanya bantuan benih gabah dan pompa pantek agar gerakan tanam November 2023 bisa menghasilkan panen," katanya menjelaskan.