Bagikan:

SURABAYA - Perkumpulan Pemilik, Penyewa, dan Pedagang (P4) di mall City of Tomorrow (Cito) beserta pemilik dan penghuni Apartemen Aryaduta Cito Surabaya, masih menolak rencana pembukaan rumah sakit (RS) darurat COVID-19. 

Mereka kembali melakukan aksi di tengah kegiatan kerja Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana yang melihat langsung progres pengerjaan RS Darurat yang akan dikelola oleh RS Siloam, Rabu 10 Februari.

Berdasar pantauan, para pedagang maupun penghuni apartemen membawa spanduk bertuliskan pesan penolakan, kemudian berkali-kali meneriakkan kata "Tolak RS Darurat".

Sekretaris P4 Cito, M Yazid menyampaikan, keberatan kepada Whisnu terkait pembukaan RS Darurat tersebut. Pasalnya, keberadaan RS Darurat memberi dampak ekonomi terhadap pemilik usaha yang ada di mall.

Yazid mengaku keberadaan RS Darurat penting di masa pandemi ini, namun ia menilai tidak bisa kemudian didirikan di area pusat perbelanjaan karena berdampak bagi sektor ekonomi.

"Ini sentral ekonomi banyak yang mengharapkan, sekarang banyak SPG yang mau keluar karena takut, kemudian sekarang income kita nol karena gak ada pengunjung di satu sisi kita tetap harus bayar service charge kalau telat bayar ditutup," kata Yazid ketika berdiskusi dengan Whisnu di lobi Mal Cito.

Dia membeberkan, ada beberapa kendala apabila dipaksakan tetap dibuka. Salah satu yang paling parah adalah, saluran udara yang masih jadi satu dengan apartemen dan mall.

Karena itu, dia mendesak agar Pemkot Surabaya tidak mengeluarkan izin operasional kepada RS Siloam. 

"Sejak 2014 sampai 2019 Bu Risma sudah nolak, jangan sampai Pak Whisnu baru sesaat dan mau landing justru memberi izin. Kami minta tolong pak dibantu," kata Yazid.