Bagikan:

JAKARTA - Pejabat senior Israel mengatakan tidak akan ada gencatan senjata selama upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, sementara Amerika Serikat berharap semakin banyak sandera yang dibebaskan.

Amerika Serikat dan Qatar diketahui tengah berupaya untuk membebaskan lebih dari 200 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas. Mereka diperkirakan berada di Gaza.

Pejabat tersebut 'tidak tahu' seruan Washington untuk menunda operasi darat ke Gaza, mengatakan baik Israel maupun Amerika Serikat ingin semua sandera dibebaskan sesegera mungkin.

"Upaya kemanusiaan tidak boleh dibiarkan berdampak pada misi untuk membubarkan Hamas," ujarnya kepada CNN seperti dikutip 23 Oktober.

Tel Aviv menyetujui permintaan Washington untuk mengizinkan bantuan memasuki Jalur Gaza yang telah mengalami pengepungan ketat selama dua minggu.

"Meskipun hal itu tidak populer di Israel," kata pejabat tersebut.

Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Hari Minggu, Pemerintahan Presiden Joe Biden sedang berbicara dengan Pemerintah Israel secara rutin mengenai situasi Gaza.

"Kami berdua ingin memastikan banyak sandera yang disandera dapat pulang, dan itulah sebabnya kami mengupayakannya, seperti yang saya katakan, hampir setiap menit setiap hari," ujar Menlu Blinken dalam 'Meet the Press' di NBC.

Lebih jauh Menlu Blinken mengatakan, dari 10 orang Amerika yang belum ditemukan, beberapa diyakini sebagai sandera, namun dia tidak memberikan angka pastinya.

"Kami tidak tahu kenapa Hamas memilih melepas Natalie dan Judith (Raanan) dulu. Sekali lagi, kami berharap lebih banyak lagi yang menyusul," harapnya merujuk pada pembebasan ibu dan anak tersebut oleh Hamas Jumat malam.

"Apa yang kita tidak tahu pasti adalah apakah, beberapa orang yang belum ditemukan sudah tewas dan belum ditemukan, atau apakah mereka disandera. Tapi kami punya dugaan kuat bahwa setidaknya ada 10 orang yang ditahan di Gaza oleh Hamas," terang Menlu Blinken.

Ia menambahkan, Negeri Paman Sam tetap khawatir atas potensi eskalasi yang dilakukan oleh proksi Iran dan seiap menghadapi kemungkinan tersebut.

"Kami mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa kami dapat membela rakyat kami secara efektif dan merespons dengan tegas jika diperlukan. Ini bukan yang kita inginkan, bukan yang kita cari. Kami tidak ingin eskalasi," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, juru bicara militer Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, pihaknya sejauh ini terlah memberi tahu keluarga 212 sandera terkait penahanan di Jalur Gaza.

Namun dia mengatakan, jumlah tersebut belum final karena militer terus menyelidiki informasi baru mengenai mereka yang hilang, seperti dikutip dari The Times of Israel.